Kamis, 24 Desember 2009

DIAJAK MASUK NII




To: bahtiar@gmail.com

Assalamualaikum Wr.Wb

Sebut aja gue Vitta
Disini Gue mau nyeritain pengalaman gue beberapa hari lalu tentang NII KW9. Biar semua pd ngerti.

Hari Senin

Waktu itu gue lagi di kos nungguin temen gue yang katanya mau dateng. Sebut aja dia Emma. Emma ini temen gue dari kota asal gue. Ternyata pas dateng dia bawa temen ke kosan gue. Sebut aja Rahma.

Hari itu kita banyak ngobrol seru-seruan sama Rahma, masalah seputar kuliah, kerja, dan hal-hal umum lainnya. Si Rahma ini sibuk bgt sama 2 HP nya..sampai dia nerima telpon trus dy ngomong ke yang Nelpon.

Rahma: Ini gue lagi di kosan temen gue..ada kenalan yang wawasannya luas gitu.(yang dia maksud gue tentunya)

Habis itu Rahma ngajakin gue sama Emma ketemuan sama seseorang yang di akunya sebagai asdosnya waktu dia kuliah dulu. Sebut saja Arjuna.

Árjuna itu orang yang berwawasan luas Din…, asdos gue dulu, agamanya bagus tapi nggak religius bgt. Gue kenalin ya…pasti kalian bisa diskusi seru.

Gue sama Emma cuman manggut-manggut aja setuju. Boleh juga ni kenalan sama orang pinter, gitu gue bilang.

Hari Rabu

Pertemuannya di salah satu Mall di Lampung..berhubung gue nggak tau lokasinya, Rahma sampe bela-belain jemput gue biar bisa bareng2 nemuin Arjuna.

Di mall itu kami sempet Sholat Maghrib berjamaah sambil nungguin Arjuna. Waktu si Arjuna datang, kita milih makan bareng di food court restoran. (Si Emma kejebak macet, makanya dia dateng telat)

Dari situlah Arjuna mulai mengeluarkan Al-Quran dan memberikan ayat-ayat tentang Islam secara Kaffah, harus 100% menjalani AlQuran agar bisa masuk surga. Layaknya kalo kita menempuh jarak 500 kilo ke Lampung, maka kalau belum 500 kilo itu terlampaui, maka kita nggak akan pernah sampai. Sama juga dalam beragama, kalau belum mengamalkan Islam 100% persen, maka kita nggak akan sampai ke surga.

Gue ngebantah dalam hati : Bukannya Allah itu maha Pemberi nikmat? Bukankah Dia tahu sampai batas mana kemampuan hambaNYa?Bukankah kita bisa mengharapkan syafaat dari Rasullullah?_tapi gue diem aja di poin ini, karena argument gue lemah_(secara egois bgt argumennya)

Setelah 2 jam di mall, akhirnya kami pulang ke rumah, dengan janji kami akan bertemu lagi besok di rumah kosong tempet temen gue (kebetulan temen gue pergi, jadi dia minta gue jagain rumahnya). Diskusi di mall cuman gue, Rahma sama Arjuna.Emma yang kejebak macet bakal ikutan diskusi hari Sabtunya.

Malam juga itu Gue, Emma, sama Rahma nginep bareng di tempet temen gue

Sabtu

Si Arjuna dateng jam 8 malem…nyampe rumah temen gue, dia salaman sama Emma, n sama pembantu cewek di rumah temen gue

Gue mikir: Ni orang bawa Al-Quran kemana-mana kok mau ya salaman sama lawan jenis?ah…mungkin itu cuman karena dia sungkan aja kali ya?

Disitu kami dicekoki lagi ayat-ayat Al-Quran, tentang perlunya untuk memisahkan antara yang haq dan yang batil. Tentang kondisi Indonesia yang banyak terjadi Perampokan, Perzinahan, Pembunuhan, Penjarahan..de el el. Arjuna mengklaim bahwa Pancasila adalah hukum tandingan dan tidak layak untuk dipakai. Sama seperti hukum di Mekkah dahulu yang dibuat oleh Abu Jahal.

Banyak bgt yang dia omongin. Tilawah berlangsung dari jam 8 sampai jam setengah 7 malem.Dia tidak capek sedikit pun, dan tidak membiarkan kami beristirahat kecuali untuk makan dan sholat,..itu pun juga tidak tepat waktu.

(Apa dia tidak tahu kalau sholat di awal waktu itu paling utama?)

Gue lupa detail semua omongannya, tapi pokok2nya:

Indonesia adalah Negara kafir produk Pancasila, sama Seperti Makkah yang yang berhukum pada hukum bikinan Abu Jahal
Di Indonesia banyak P P P P P Pembunuhan, Perzinahan, Pelacuran, Perampokan…de el el karena tidak menerapkan hukum syariat, sama seperti Makkah

Dakwah Nabi selama sembunyi2 di Makkah selama 13 tahun gagal karena Nabi masih memakai hukum bikinan Abu Jahal dan Hukum Islam (Masih tercampur antara yang Haq dan yang batil). Sama seperti Indonesia yang masih memakai Pancasila dan hukum Islam
Bahwa periode kebangkitan Islam akan berulang. Gemilang saat Abad ke 7 ketika Nabi Muhammad membawa risalah, hancur Abad 14 ketika Cordova diambil alih umat non muslim , dan akan berulang kembali pada abad 21 dimana Islam akan bangkit, dan Allah memilih orang2 yang lain untuk membangkitkan Islam, yaitu kita, bangsa Indonesia.

Ketika dakwah Nabi gagal di Makkah, maka Allah menyuruh beliau hijrah ke Madinah, agar memberikan suatu bukti kepada Makkah bahwa Islam akan tegak dan memberi Rahmat ke Seluruh alam. Dan itu berhasil..karena ketika zaman Nabi berkuasa di Madinah, hanya ada 2 kali kejahatan saja.

Karena itulah kita sekarang harus hijrah, jangan mencampur antara yang batil dan yang haq. Yang haq tidak akan pernah bersih apabila ada kebatilan di dalamnya. Ibaratnya sebuah gelas yang berisi air jernih, maka air itu akan keruh jika setetes tinta dicelupkan ke dalamnya.

Namun apabila gelas yang terdapat air itu dimasuki madu yang telah terbungkus plastic, niscaya kedua-duanya akan benar2 terpisah (konsep Negara dalam Negara)

Ibaratnya Goa, maka orang-orang di dalam goa akan tahu orang yang di luar goa, tetapi orang di luar goa tidak tahu siapa2 orang yang di dalam goa. Arjuna mengibaratkan kami adalah orang di luar goa, dan dia adalah orang di dalam goa yang mengajak kami masuk ke goa tersebut.

Dia menawarkan hijrah kepada kami, bercita-cita membuat Madinah yang baru dengan membentuk suatu Negara Karunia Allah. Negara ini telah mempunyai banyak pengikut, bahkan dari Malaysia, terdapat Presiden, Gubernur, dan perangkat-perangkatnya sama seperti zaman Nabi.

Orang yang belum Hijrah dianggap Kafir (gue nanyain..kalau gitu Yusuf Mansur, AA Gym, orang-orang PKS itu kafir?) Dia jawab iya. (Gue inget di AlQuran ada ayat yang intinya ‘dan janganlah kalian dengan mudah mengatai orang sebagai kafir) tapi gue diem coz gue nggak tau di surat mana.

Gue juga nanya, apakah orang yang memakai hukum AlQuran dianggap kafir kalau dia belum masuk Negara Karunia Allah? Dia bilang iya.’

Apakah kita dianggap kafir kalau kita tidak bersyahadat di hadapan orang2 Negara Karunia Allah? Dia bilang iya. Alesannya karena selama ini kita bersyahadat di hadapan Allah saja, sedangkan Habluminannas nya belom. (weird!)

Begitulah..akhirnya dia menanyai, apakah kami menjalankan AlQuran secara kaffah?Menuju surga Allah dengan menjalankan Islam 100%?Apakah kami siap berhijrah?. Kami ber3 menjawab siap.

Tapi kalau berhijrah harus di suatu kesatuan yang berhukum Islam, di Negara Islam yang menjalankan Syariat secara de FACTO dan DE YURE

Lalu dia mengajukan syarat-syarat untuk berhijrah.

1.Tidak boleh berzina
2. Tidak boleh merokok
3. Tidak berhubungan dengan TNI/POLRI. Karena TNI/POLRI rela berkorban apa saja demi Negara, dan bukan demi Islam

Sampai disini kami fine2 aja. Lalu syarat yang diajukan adalah dengan cara sodaqoh, namun dia tidak mengatakan jumlah nominalnya.

Sampai akhirnya dia mengajak kami untuk menginap malam itu juga. Dalihnya karena kami akan diberi materi antara jam7-13 siang sehingga kami harus menginap agar tidak terlambat menghaadiri acara. Hal yang lain adalah karena kami akan dipertemukan dengan saudara-saudara yang sealiran dengan kami.

Disinilah titik klimaks segalanya. Gue lumayan ngeh sama materinya, tapi kan masak gue nggak boleh mikir2 dulu sih? Semua kan butuh proses.Apalagi yang ngajak nginep laki-laki.Idiiihhhh…..,si Arjuna masih maksa-maksa gitu.. Masih nunjukin ayat yang intinya ‘kalau mau berbuat kebaikan itu harus disegerakan’

Iya lah perlu disegerakan. Tapi masak nggak boleh berproses?

Emma sama Rahma cuman iya-iya aja. Rahma malah semangat banget. Dia bilang ke kita kalau dia sama Arjuna udah kenal lama, dia tau siapa Arjuna, dia tau dimana rumahnya, siapa orang tuanya.

Arjuna juga ngasih jaminan kalau ada apa-apa dia bakalan yang tanggung jawab. Bahkan dosa-dosa kita dia juga bersedia nanggung (emang dosa boleh ditanggungin k orang lain?idihh)

Emma_yang secara anaknya kalem2 mulu_ cuman manggut-manggut. Dia bilang dia bosen sama kehidupannya yang Cuma gitu-gitu aja, n dia pengen ada perubahan dalam hidupnya.

Habis itu kita break sholat Maghrib and gue pergi ke kamar nge pak barang-barang gue.

Rahma nguntit and nanya mau kemana Din? Lhoh…aku nggak mau dong jaga rumah ini sendiri, kan kalian mau nginep. Iya toh?gue pulang ke kosan ajah.

Rahma: Vit..kita kan bertiga..ntar kalo ada apa-apa ya bertiga. Kenapa sih kita musti takut?

Gue: Habis si Arjuna kesannya maksa gitu kok. Gue kan mawas diri aja. Kalo elo…secara elo udah kenal..sok atuh, mangga kalo mau nginep. Cuman gue enggak

Rahma: Arjuna itu cuman mau nolong kita aja, dan dia nggak mau nolong secara setengah-setengah

Gue: Tapi kan dia laki-laki

Rahma: ntar ada qo yang cewek. Yang mau cerita pengalamnanya

Gue: Ma …sory.Gue tipe-tipe orang yang kalo semakin dipaksa semakin nolak. Ok?

Rahma (diem)

Akhirnya kami ber4 diskusi lagi. Arjuna keliatan sms seseorang n nelpon seseorang.. Dia bilang..kalau ada 1 cew yang bakalan dateng ngejelasin.

Arjuna:

‘Tenang aja, kalian nggak bakalan kenapa-kenapa’ saya aja udah 6 tahhun gabung selamat-selamat aja kok.

Gue:

Secara konsep gue bisa terima..tapi kalo kesannya nyulik2 gini?ogahhhhhhh…

Si Arjuna masih cerita panjang lebar tentang A B C D. sampai akhirnya dia ijin pamit sebentar mau ngejemput temen cew yang sealiran sama dia.

(Gue ke kamar n tidurr, berharap kalo pas mereka liat gue tidur, mereka sungkan n nggak ngebangunin gue. Niat gue udah bullet nggak mau ikut-ikutan.)

Jam setengah 9 malem..si cew dateng. Rahma nekat ke kamar, ngebangunin gue. Gue sebenernya udah ill feel bgt tapi Rahma bilang, sebentar aja din..semakin cepet kamu turun semakin cepet tu cewek pergi.

OK..GUE TURUN.KELUAR KAMAR DENGAN MUKA MERAH N BT.

Sampai bawah gue tambah ill feel ngeliat si cewek pake jilbab kecil, pake celana jins, n nggak pake kaos kaki. (gue aja lebih tertutup kok daripada dia)

Ok deh..namanya Maya..kerja sebagai konsultan di perusahaan kecil. Dia cerita kalau dulu dia sempet nangis2 segala.Dia baru mau masuk setelah pengajaknya bersedia dipotong tangannya kalau sampai ada apa-apa.. Si Maya ini cantik lo…dia nyebut si Arjuna dengan panggilan ‘bapak’dan dia sudah bergabung sejak 5 tahun yang lalu.

Maya cerita:

‘Nggak diapa-apain kok dek. Kita cuman dikumpulin aja, kalau yang belum makan dikasih makan, trus tidur. Esoknya dikasih materi..trus dianter pulang’

(selama Maya cerita, gue nguap terus-terusan)wa ha ha. Sukuuurrr.

Sampai akhirnya gue buka suara:

Gue: Arjuna, umur lo berapa?

Arjuna: 30 taon

Gue: Udah pernah taáruf?

Arjuna: belom pernah sekali pun

Gue: kenapa?lo kan dah kerja, punya bisnis, punya bengkel?tau nggak perkara2 yang harus disegerakan? Bayar utang..nikah..n satu lagi gue lupa.

Arjuna: ya…orang kan kalau menikah ada kendalanya..ada yang karena nggak bisa dilangkahi..

Gue:Emang hukum Islam ada ya aturan nggak boleh melangkahi yang tua?

Arjuna: Resah..emang nggak ada…blaa…blaa…blaa..(nggak nyambung)

Sekarang Maya yang gue serang

Gue:lo,…udah nkah belom?

Maya: Belom..tapi dah taaruf

Gue: Berapa lama?

Maya: nggak ada batesan waktunya untuk taaruf

Gue: yang taaruf sama elo, tau nggak kalo lo lagi disini?sama Arjuna?sama kita?

Maya: ..mmm

Arjuna langsung ngalihin topic pembicaraan, gue belagak lagi kalo udah ngantuk total..nguap keras2 (nggak sopan)ha ha

(Mikir gue..kan tadi kita dipaksa2 nginep mau di baiat sesegera mungkin? Kalo perkara yang baik itu nggak boleh ditunda-tunda?)Qo ini orang udah mapan n tua gitu kagak merit2?kan merit perlu disegerakan.

So..2 orang itu akhirnya pergi boncengan sambil ngasih2 ayat kalo hal yang kita omongin nggak boleh dikasih tau sama orang laen. Karena yang ‘laen’itu masih kafir, Arjuna merujuk pada ayat di AlQuran lagi. Ngeliat mereka boncengan,

Batin gue: Akhwat kok boncengan ma ikhwan malem-malem. Nggak sopan. Mana tu tadi?Janganlah kamu mendekati zina?kayak yang digembor-gemborin si Arjuna?

Orang gue nggak ngerti2 amat sama otak n pikiran mereka kok nggak boleh nanya2 ke orang lain. Rasulullah aja pas habis gemetar dapet wahyu dari Jibril curhat ke Khadijah qo. Beliau juga dibawa ke Waraqah untuk memastikan kebenaran. Nhah..kok gue nggak boleh nanya sih?

Lagian, gimana kita bisa tau persepsi orang di luar kelompok mereka kalau kita nggak nanya sama orang di luar kelompok? Kalau kita hanya boleh nanya ke orang2 Negara Karunia Allah, berarti kita kan cuman akan nemuin jawaban yang sama? Mana dong titik poinnya?

WEIRD!

OK..THEY GONE!!

Besoknya Rahma masih terus ngejar gue tentang anggepan gue about NKA, gue bilang. Idola gue dari kalangan agama adalah orang yang suka Gadhul Bashar, yang menjaga sentuhan sama lawan jenis, yang jilbabnya lebar2, yang pake kaos kaki,yang bajunya dia atas mata kaki, yang dahinya item ketagihan sholat,n yang laen2. Lagian tega amat sih mereka ngatain idola gue kafir? Tega amat sih mereka semua nggak masuk surga karena nggak gabung di NKA? (Mang surga neraka punya nenek moyang lo apa? Mang kafir apa enggaknya lo yang nentuin apa?)

Gue sempet debat sama Rahma, tapi akhirnya gue diem karena nggak mau bertengkar ma dia(suara gue sekenceng halilintar soalnya kalo gue ngotot2an)takut nggak bisa control.

So…akhirnya kita berpisah.

Besoknya pas hari Senin..gue searching di internet..tapi belom pas nemuin jawaban.

Akhirnya jam 3 sore gue chat sama saudari gue (semoga berkah Allah untukmu Sist). Dari situlah dia ngebuka mata gue kalo gue ditilawain NII KW9. Gue juga langsung pergi ke website2 internet. N…Masya Allah..Alhamdulillah aku telah berkeras hati untuk mengatakan tidak pada mereka.

Jam setengah 4 Rahma nelpon gue, nanyain kapan bisa ketemuan coz Arjuna ngajakin ketemu.

Gue setengah emosi bilang:

GUE NGGAK BISA, GUE NGGAK ADA WAKTU BUAT BEGITUAN.

Rahma: Kenapa Vit?

Gue: Lo nanya ke mbah Google ketik NII KW9. Itu jawabannnya.

Gue juga langsung nge lobi Emma, takut kalo dia dikejar2 telponnya Rahma.

Akhirnya Emma gidik ngeri sendiri pas mbaca tulisan2 di internet.n dia say thanks bgt sama gue.

Rahma juga sms n bilang makasih sama info gue. Loe bener Vit..mereka ternyata sesat.

(Gue nakut2in Rahma juga kalo gue punya banyak channel di TNI n POLISI)


Pertanyaan:menurut bapak..apakah Rahma sudah masuk jaringan mereka n berpura2 ikut tilawah, mengambil peran pemancing?

Pak…saya jadi Suudzon ni..

Apalagi pas ngeliat korban2 yang berjatuhan..rasanya miriiis sekali.

Oh iya..Rahma ini mau kos di tempat saya. Saya jadi kelabakan..gimana kalau dia udah masuk jaringan?

Gimana cara ngebuktiinnya ya Pak ya?


Maaf kalau bahasa saya agak kasar. Habis gemes bgt ingetnya. Saya udah ketemuan sama Emma, udah saya beberin data2 yang saya dapet di internet, dan saya larang dia untuk berhubungan dengan Rahma untuk sementara waktu. Soalnya dia orang yang mudah kebawa gitu pak..

Rahma dan saya masih sms an.

Rahma bilang kalo kita berubah pikiran, kita bisa ngajakin Arjuna ketemuan (hhhhiihh)

Rahma juga nanya gimana kalau Dy ketemu sama Arjuna di jalan???Vitta jawab..biasa aja, takut2in kalo sekarang kamu deket sama anak POLISI apa TNI biar dia nggak ganggu kamu..

Rahma sms lagi..tapi Vit…Arjuna tu anaknya brimob loh. Kan gue udah pernah ke rumahnya.

Vitta bilang>>Berarti dia munafik dong?masak kita ditanya2 anak polisi apa bukan, hub sama TNI apa bukan?

Rahma bilang dy juga bingung n bilang nggak usah ngebahas lagi.yang penting pertemanan kita nggakputus Vit.Gitu…

Vitta sms lagi,

Mang kamu udah masuk NII apa belom Rah?

Rahma:nggak…kalau belom kan berarti ada niatan kesana, Rahma enggak.

(tapi kok rasanya saya belom percaya. Gimana ya Pak ya?apalagi dy mau kos tempet saya)

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

Rabu, 16 Desember 2009

Jumat, 30 Oktober 2009

SELALU KRITIS TERHADAP DOKTRIN NII KW 9




Bersambung dari [PASCA KELUAR DARI NII KW 9]

Selang beberapa bulan lagi, saya sudah benar2 melupakan masalah NII. Saya konsen ke skripsi, untuk mengejar target bisa lulus cepat. Waktu itu teman sekelas saya, namanya Arinda, minta tolong sama saya untuk dikirimin suatu bahan diemailnya. Saya mencatat email itu di HP saya, dan saya benar2 kaget, karena email yang dia berikan adalah email yang saya pikir adalah email Aldi, yaitu “azkiya_05@yahoo.com”. Saya tanya Arinda, ini benar2 emailnya apa bukan. Arinda bilang, “Iya benar ini emailku, memangnya kenapa?” Saya tanya sama dia, pelan2, apakah dia pernah masuk NII dan menulis sebuah tulisan tentang kisahnya di NII. Arinda langsung bingung, saya kenal Arinda, aktivitasnya jelas dan dia bukan orang yang macam2. Jelas dia nggak mungkin orang NII. dan saya menjelaskan sedikit duduk persoalannya. Waktu itu Arinda ketakutan, dia sama sekali tidak tahu tentang NII. Seperti yang sudah saya duga. Arinda nggak macem2. Kemudian Arinda meminta saya menunjukkan situs itu dan email yang dituliskan dibawahnya. Dari ekspresi wajahnya yang ketakutan, akhirnya dia bilang, memang waktu itu ada yang kirim email ke dia, seperti menyinggung sebuah pesantren dan NII. Tapi dia hapus. Kemudian, dari ekspresi saya yang masih bingung dan rada nggak percaya, akhirnya dia kasih tau password email itu. Saya buka dan memang nggak ada yang aneh. Waktu saya tanya apa dia pernah mempublikasikan email itu yang ada keterangannya jurusannya apa dan kuliahnya dimana, dia bilang sama sekali nggak pernah. Arinda heran,bingung dan terus2an bilang takut ke saya, karena email dia sudah dipake orang dalam situs itu. Dan dia bilang dia mau ganti email aja. Agak membingungkan kan? Kalau saya tidak mendapatkan email Arinda, mungkin saya nggak akan pernah lebih yakin lagi kalau ada yang cacat disini. Secara no.HP boleh bohong, tapi kalau email? Kenapa mesti mengambil email orang lain? Apalagi emailnya kebetulan banget email teman sekelasku. Dan membuat masih tetap dalam tanda tanya, apakah Aldi memang sudah keluar, atau semua tulisan itu cuma kedok belaka mengingat NII itu licik? Hanya Allah dan Aldi yang tau. Saya juga nggak tau apakah kalo “Aldi atau bukan Aldi” yang udah “keluar atau belum” itu meneruskan tulisannya disitus2 NII karena dia nggak pernah pakai Identitasnya sendiri, sejauh liat tulisannya diatas pake nama dan email orang lain. Bahkan no. HP yang diberikan pun no.HP yang sudah nggak aktif. Bisa jadi si mungkin traumanya masih ada.

Saya cuma bisa mendoakan, agar suatu saat, kebenaran bisa terungkap, dan orang2 yang dulunya menganggap saya yang memfitnah dia, bisa terbuka mata hatinya, siapa yang sebenarnya difitnah disini.

Dan buat yang merasa dia adalah Aldi, dimanapun hati kamu sekarang, di kiri atau kanan, saya tetap akan menganggap kamu bagian dari hidup saya seperti sahabat2 yang lain, dan kamu tau siapa mereka. Saya juga minta maaf sama Aldi jika selama ini banyak kesalahan dan juga karena sengaja memanfaatkan kepercaaan kamu waktu di NII. Niat saya waktu itu semata2 hanya ingin menolong kamu. Ingat orang tua, setiap kamu mau bertindak.

Iya, hanya itu yang saya sampaikan, lega rasanya akhirnya kisah ini bisa saya ulangi lagi. Buat kak Bahtiar, Pak Sidik, Mbak Anlene dan Mbak Wartawan dari salah satu stasiun TV, saya ucapkan terimaksih banyak. Terutama buat Kak Bahtiar, yang tidak pernah menertawakan apapun yang saya lakukan, mendukung dan pastinya mendoakan saya.

Dan buat siapapun yang orang2 terdekatnya masih di NII, jangan takut berusaha, asal dalam usahanya jangan sampai terseret masuk ke dalam. Yang saya lakukan bukan hal yang patut dicontoh, tapi nggak ada yang salah dengan berusaha menolong, pasti nggak akan sia-sia. Tetap bersabar, dan berdoa sama yang diatas. Allah pasti beserta hamba-hambaNya. Wassalam.

# TAMAT #

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

PASCA KELUAR DARI NII KW 9

Bersambung dari [AKHIR PENYUSUPAN DI NII KW 9]

Terkukung lumayan lama dengan masalah NII, membuat saya terbagi konsennya dengan kuliah, meskipun nilai saya Alhamdulillah nggak jatuh. Saat itu sore hari, sudah terhitung bulan saya nggak pernah nge net lagi buka situs NII. Mungkin sudah waktunya berbagi, tapi karena ingin konsen dengan kuliah dan skripsi, saya nggak mau buka situs NII lagi untuk sementara. Mungkin rasanya seperti merobek luka yang belum lama kering dan saya nggak mau konsentrasi studi saya buyar. Tetapi sore itu rasanya lain, entah angin apa yang membawa kaki saya, yang sudah berjalan pulang dan kembali lagi ke kampus, ke perpustakaan. Perpus sudah mau tutup, tapi saya bersikeras tetap didalam dan membuka situs NII untuk pertama kalinya sejak saya kabur dari mereka. Dan saya kaget, karena dari situ, ada satu tulisan, yang sepertinya mengeluarkan kata2nya dengan emosi, marah dengan NII. Karena gara2 NII dia banyak dibohongi dan menyakiti hati orang2 terdekatnya. Dan yang membuat saya benar2 terpaku, dibawah tulisan itu, ada no.HP Aldi, tetapi dia menggunakan nama cewek. Memang, khas Aldi, jika tidak mau diketahui idenstitasnya dia menyamarkan dirinya jadi cewek. Berikut ini adalah tulisan yang saya copy-pastekan dari situs NII itu .

“Informasi telah terbuka begitu lebar, bila kita mau membuka pikiran dan membuka hati, maka sebenarnya mudahlah bagi siapa saja untuk mengetahui kebusukan dan kebaikan. Hanya saja orang lebih suka bersembunyi di ruang-ruang tertutup dan Ekslusif, dengan di nina bobokan oleh jargon YANG PALING BENAR, maka terasa Bangga sekali dan dah pasti mewarisi Syurga, padahal hanya dibodohi.

Para perancang Jebakan tahu persis watak orang Indonesia, yang bangga bener kalau dah beda ame orang lain, apalagi diembel-embeli kata-kata “Paling”. Udah deh menikmati bener HALUSINASI yang diciptakan untuk membuat orang seperti KERBAU atau ROBOT, berbuat dan bertindak dengan melepaskan Rasionalitas dan Hati Nurani. Semuanya demi “Kelompok saya Yang Paling Benar”, padahal yang paling benar hanya Allah swt, lainya hanyalah menafsirkan sebagaimana pikiran manusia yang lain yang sangat terbatas.”

Vita – Alumni NII KW – 9
HP : 0852 815 85 190

Jadi, dengan kata lain, melihat tulisan dan no.HP, itu adalah Aldi. Senang sekali rasanya kalau memang itu Aldi. Saya mencoba buat komen dibawah tulisannya. Coment saya seperti ini:

• to mbak vita :

“saya setuju sekali dengan pendapat anda, sangat setuju sekali,,
saya juga merasakan seperti itu, saya menyakiti banyak orang, orang2 terdekat saya, saya sudah memaki2 mereka, saya lakukan apapun asal kedok saya tidak ketahuan, beberapa orang dekat mendekati saya untuk menjauhkan saya dari NII, tapi saya nggak peduli mereka, bahkan orang paling dekat denagn saya telah saya putuskan hubungan saya nggak mau ketemu dia lagi, kalo berpapasan saya pura2 menganggap dia tidak ada, saat itu saya merasa, “yah, emang harus seperti itu” dan saya telah memfitnah orang demi keeksisan saya di NII, lambat laun saya mengerti pemikiran mereka, jadi seperti itu lah, beberapa pemikiran mereka tidak sesuai dengan perkiraan saya, apa yang anda utarakan sama persis dengan yang saya rasakan..
saya butuh teman untuk berbagi, seperti mbak vita juga, maukah kita sama2 berbagi pengalaman dan mengayomi teman2 kita yang masih berada didalamnya? apakah anda sudah berhasil meminta maaf ke orang2 terdekat anda? saya, tidak punya keberanian untuk itu, saya terlalu tidak memilki hati nurani lagi saat menyakiti mereka..
saya telah menghubungi nomor anda,,tapi tidak aktif. saya harap kita bisa mendiskusikan ini semua. Saya tunggu dimana bisa menghubungi anda, saya sedikit mendapat pencerahan ada yang sependapat seperti saya, persis sekali dengan pemikiran saya, saya tunggu kabarnya. Terimakasih.”

Saya tidak menulis nama. Sengaja. Lagian yang saya tuliskan tidak benar2 terjadi cuma kedok doank karena sengaja memancing Aldi. Sebenarnya ada rasa sedih, kenapa kalau sudah keluar, tapi nggak coba mau berkomunikasi lagi sama saya. Apa dia masih berpikir bahwa saya masih orang kanan? Sehingga takut terjerumus lagi? Atau nggak mau tau sekali lagi segala hal yang berbau dengan NII. Kemudian saya mencoba miskol ke no. HP nya, tapi tidak aktif. Agak aneh sebenarnya, jika memang ingin berbagi, kenapa no.HP yang diberikan sudah tidak aktif. Mungkin nggak pengen identitasnya ketahuan, atau masih agak trauma dengan yang terjadi sehingga masih sulit membuka diri. Itu jelas dan bisa dimaklumi.

Dalam hitungan hari sampai minggu, saya mencoba tunggu balesan komen saya tapi nggak pernah dibalas. Saya berpikir, yang penting kalau itu memang benar Aldi, saya sangat bersyukur dia mau keluar. Meskipun bukan hasil jerih payah saya mengclearkan pikiran dia, membuka mata hati dan perasaan dia, tapi saya jadi merasa kunjungan saya hijrah di NII tidaklah sia-sia. Itu semuanya dari ALLAH. Kemudian dalam hitungan 1 bulan, ada sebuah tulisan di topik NII yang lain, tulisan itu seperti menceritakan sedikit apa yang terjadi, dan dari tulisan dia yang penuh dengan curhat-an, ada kalimat yang seperti mengcopy-paste-kan saja comment saya. Ini tulisannya :

“Saya setuju sekali dengan situs ini, sangat setuju ….
Demi ikut NII KW 9 saya menyakiti banyak orang, orang2 terdekat saya, saya sudah memaki2 mereka, saya memfitnah mereka, saya lakukan apapun asal kedok NII KW 9 saya tidak ketahuan. Beberapa orang dekat mendekati saya untuk menjauhkan saya dari NII, tapi saya nggak peduli mereka, bahkan orang paling dekat dengan saya (pacar) telah saya putuskan, saya nggak mau ketemu dia lagi, kalo berpapasan saya pura2 menganggap dia tidak ada.

Saat itu saya merasa, “yah, emang harus seperti itu” dan saya telah memfitnah orang demi ke-eksis-san saya di NII, walau hati saya juga merasa pedih, karena saya tidak mungkin mengaku ikut NII KW 9 kepada temen2 saya ….

Lambat laun saya mengerti pemikiran NII KW 9, beberapa pemikiran mereka tidak sesuai dengan hati nurani saya …

Segala hal yang situs ini sampaikan sama persis dengan yang saya rasakan … saya jadi dilema dan ragu, apa yang NII KW 9 janjikan saat tilawah ternyata bohong semua, hidup saya jadi kacau, kuliah saya amburadul, pekerjaan saya ikut terbengkalai, hubungan saya dengan orang tua jadi renggang, saya dijauhi temen2 yang dulu saya tilawah tapi tidak ikut masuk NII KW 9, saya harus berbohong pada orang tua untuk mendapatkan uang demi pemenuhan infaq, rasa percaya diri saya hilang … apakah Islam seperti ini yang Nabi tanamkan pada umatnya …. ???

Saya butuh teman untuk berbagi, semoga saya mendapatkan temen di situs ini, maukah kita sama2 berbagi pengalaman dan mengayomi teman2 kita yang masih berada didalamnya ?

Apakah anda sudah berhasil meminta maaf ke orang2 terdekat anda ? saya, belum punya keberanian untuk itu, saya butuh kekuatan hati nurani lagi … saya malu, apakah pembaca merasakan hal yang sama ?

Saya membutuhkan nomer2 telpon/HP yang bisa dihubungi, saya harap bisa membagi ini semua, terlalu berat hidup saya menanggung ini semua, saya butuh terapi penyembuhan, saya tunggu dimana bisa menghubungi pembaca semua yang mengalami saya seperti saya, saya mendapat pencerahan dengan membaca situs ini, persis sekali dengan yang saya alami.

Please tolong saya ….”

Zakiyah : azkiya_05@yahoo.com

Ini adalah tulisan yang saya temukan. Anehnya, tulisan ini kok hampir sama dengan comment saya buat tulisan Vita alias Aldi ya? (gak ta niy Aldi beneran or ga, yang jelas itu no.HP Aldi). Coba cocokkan, yang saya Bold itu adalah tulisan yang sama persis, tetapi untuk yang tulisan terakhir diatas, ada penambahan sedikit. Salah satu contoh kalau saya tuliskan bahwa: “ Saya terlalu tidak memilki hati nurani lagi saat menyakiti mereka.”, Tulisan diatas bilang : “Saya Butuh Kekuatan Hati Nurani Lagi….”

Kalau tidak ada kalimat saya yang seperti di copy-paste-kan saja dari pertanyaan saya untuk Aldi sebulan kemarin, saya tidak akan berpikir orang itu kemungkinan Aldi. Meskipun dari curhatan dia, mirip dengan kisah Aldi. Terlalu banyak kemungkinan sebenarnya. Kemudian dibawahnya ada emailnya pula azkiya_05@yahoo.com. Tapi aneh lagi, itu bukan emailnya, dan lagian itu email nama wanita. Bisa jadi memang dia sengaja. Saya merasa cukup terharu waktu itu, kalau memang dia nggak punya muka. Lagian sebenarnya saya sudah lama tidak mengingat lagi bagaimana dia memperlakukan saya dan memfitnah saya. Itu hal yang wajar jika di NII. Yang terpenting sekarang, tak peduli itu Aldi atau bukan meskipun saya waktu itu diatas 50% yakin itu Aldi, tak peduli juga dia menghubungi saya lagi atau nggak, bagaimana dia menilai saya, atau pikirannya pada saya apakah saya masih bersama orang NII atau dia sudah tau bahwa saya berpura-pura, nggak pernah penting lagi, karena memang yang paling penting bagi saya Aldi sudah keluar. Dia sudah merdeka dari NII.

Bersambung ke [SELALU KRITIS TERHADAP DOKTRIN NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

AKHIR PENYUSUPAN DI NII KW 9

Bersambung dari [WAHYU TURUN DI PESANTREN AL ZAYTUN]

Saya diajak ke Bogor hari itu, katanya untuk bertemu saudara-saudara yang ada disana. Tapi nggak jadi. Ada perubahan rencana. Setelah ketemu sama Umi S ,dia membolehkan saya mencari Aldi. Abi izat, yang begitu baik sama saya, langsung mengiyakan ketika saya meminta dia untuk menemani saya mencari Aldi di kosannya. Apes, tentu saja Aldi tidak ada ditempat. Lalu saya diajak menginap di rumah salah satu Abi, yang sudah punya istri dan anak baru berumur sebulan 2 bulan. Abi ini yang ada di desa 5, yang tidak punya biaya saat istrinya melahirkan. Rumah abi ini dekat carefour lebak bulus tapi naik 2 angkot lagi dari situ. Tapi si abi jarang di rumah, saat saya disana Abi itu jam 12 malam keluar, katanya rapat penting dengan atasan. Meninggalkan istrinya yang baru melahirkan dan bayinya. Waktu itu umi (istrinya) bilang sudah biasa mereka di tinggal berdua. Abi Izat juga sudah pulang ke rumahnya, dan minta ongkos balik ke rumahnya sama saya, katanya dia kehabisan duit.

Besok pagi, saya benar-benar merasa tertekan karena hari itu jadwalnya untuk ke Bogor, bertemu dengan saudara-saudara yang lain. Tapi, saya berniat untuk pergi mencari Aldi. Sendirian, sebelum Abi Izat datang. Dengan memberanikan diri, saya berusaha mencari Aldi, ke rumah Sakit tempatnya koas , tapi dia nggak ada. Kemudian ke kosnya, nggak ada juga. Katanya, dia pergi dengan teman wanitanya, teman satu kuliah. Saya berniat menunggu. Karena saya ingin benar-benar bertemu sama Aldi. Yang membuat saya khawatir, kenapa saya nggak sekalian bawa tas waktu pergi, karena dalam tas saya ada buku harian yang berisi rahasia saya tentang NII. Semoga tidak dibaca waktu itu, karena saya masukkin ke dalam tumpukkan baju. Ingin sekali rasanya setelah ketemu Aldi saya bisa langsung cabut ke kota saya naik kereta pertama, tanpa perlu lagi bertemu orang NII selamanya. Ketika sedang menunggu, teman sebelah kamar Aldi, namanya Baim, dia sempat ngobrol sama saya. Kemudian ada teman lainnya namanya Chandra. Baim sempat tanya sama Chandra tentang kemana perginya Aldi, tapi Chandra kelihatan banget seperti tidak suka dengan kedatangan saya. Entah perasaan saya juga tidak nyaman dengan dia. Kemudian, belum berapa lama, dia keluar dari kamar, dan bilang sama saya, kalau Aldi pergi ke Tulugangung. Saya jelas nggak percaya, nggak mungkin banget. Kemudian dia sempat bilang “ Ya kalo nggak ada ya nggak ada, niy baca sendiri smsnya.” .Isi inbox itu, bukan nomor Aldi, tapi gaya smsnya memang itu Aldi, katanya

“ Bilang aja sama cewek itu, saya pergi ke Tulungagung naik kereta “. Saya bingung, kok smsnya gitu, kemudian rasa penasaran saya beralih ke sent item-nya. Saya baca sms yang dia kirim buat Aldi, katanya “ Al, ada cewek dari kota L cari kamu, katanya dia pengen nungguin kamu sampai kamu pulang “. Dan tadi yang diatas itu balesan Aldi, yang kata “ Bilang aja…” jelas itu merupakan kalimat ngeles, penolakan, pengecut dan ingin sembunyi. Saya memperlihatkan sms itu sama Baim, yang kemudian senyum masam aja. Tak lama ketika Chandra sudah berangkat kerja, Baim, sempat heran, ada apa sebenarnya. Lagi-lagi, sifat saya yang suka blak2an kalau udah nyesek di dada nggak peduli dia siapa kembali lagi. Saya cerita semuanya apa yang terjadi. Baim yang kerjanya supir ambulans itu jelas kaget. Dari ekspresi wajahnya, saya yakin dia bukan NII. Dan saya bercerita pada orang yang tepat. Karena, dia bilang, abang dia udah 5 tahun nggak pulang karena ikut aliran itu. Setau dia, abang dia pernah pulang waktu tiba2 bawa foto2 cewek, yang ditanyakan sama ibunya mana yang paling cantik untuk dinikahi. Setelah menikah, dia jadi jarang pulang. Mas Baim, dia cukup prihatin dengan keadaan Aldi dan berjanji kalau Aldi pulang dia mau sms saya.

Kembali ke rumah orang NII jelas merupakan pukulan bagi saya. Saya nggak mau balik, dan menyesal sekali meninggalkan tas saya disana. Hari itu, dengan baju melekat di badan saya menginap di tempat kos temen saya waktu SMU. Saya nggak balik ke rumah Abi itu. Handphone saya juga tidak dihubungi2 sama orang NII. Mungkin mereka marah karena saya sudah pergi tanpa pamit padahal mungkin saja schedule saya waktu itu penuh sama mereka. Besok, pagi-pagi sekali jam 6 shubuh saya sudah pergi ke tempat Aldi, kali ini saya benar2 mau mengajak dia ngomong dari hati ke hati. Mas Baim bilang Aldi semalam nggak pulang, tapi setelah sampai di kosan Aldi, saya tau Aldi ada didalam mau ke Rumah Sakit. Saya mengetuk pintu, Aldi membuka dan tampak terkejut, was-was dan berusaha kelihatan tidak tau apa2, mungkin memutar otak cari alasan apa yang membawa dia kembali begitu cepat dari Jakarta-Tulunagung-Jakarta lagi hanya dalam waktu sehari. “ Hai, mau ngapain kesini” .Sapaan basa-basi, pura2 tak ada yang terjadi. Saya bilang saya mau ngomong, tapi karena Aldi mau berangkat kerja, dia menyuruh saya tinggal istirahat dikosnya dan titip kunci kalau saya sudah mau pulang,,Fyuh, kali ini saya nggak mau kalah. Saya harus bisa ngomong sama dia. Meskipun waktu itu rasanya lelah sekali, tapi saya nggak bisa berdiam lebih lama, kembali pada janji saya, terbayang lagi wajah orang tuanya,dan saya, gadis bego sok tau dengan keingintahuan yang sudah akut, ego besar dan tidak puas jika masih ada yang mengganjal, membuat saya rela nungguin Aldi sampai selesai koas. Aldi berjalan bahkan tidak mau dekat2 saya, seolah nggak kenal,dia bahkan nyari nomor Umi S buat kasih tau saya ada dimana. O-oh, tolong jangan. Jangan sekarang saya bertemu Umi S. Tapi untung waktu itu nggak jadi. Saat saya tanya, mau nggak bantuin saya menjenguk kakek dan nenek yang sekarang sedang sakit, dia nggak mau. Rencananya mau diajakkin ke rumah orangtua mas H (Mantan pacar Mbak Anlene), biar dia tau keadaannya gimana. Dan jelas Aldi nggak mau ada ruang lebih lama dengan saya. Tetapi Aldi, yang waktu itu mungkin masih memiliki sedikit hati nurani, menghargai perjuangan saya yang nekat ketemu orang penting di NII seperti dia, dengan membolehkan saya menunggu di ruang tunggu tempat dia praktek di rumah sakit.

Belum berapa lama, sekitar setengah jam menunggu, Aldi mengusir saya dari situ, dia bilang saya beban buat dia. Iya, sudah jelas. Dia nggak mau saya tungguin, padahal dia sudah janji sama saya boleh ditungguin. Dia mengantar saya sampai dapat angkot, karena saya nggak tau arah untuk mengambil tas saya dirumah si Abi. Dalam perjalanan, saya mencoba mengorek2 lagi sama dia, saya mengeluh, kenapa harus orang kaya, kemarin saya dapat taftis tapi ditolak hanya karena dia miskin, tapi Aldi bilang memang harus begitu, dan diam nggak mau bahas itu lagi. Saya tau. Sudah jelas jawabannya, ini akhir kunjungan singkat saya di NII. Aldi, sudah terlampau jauh kepercayaannya, dia bahkan nggak peduli dengan cerita nyata yang saya ceritakan sama dia tentang Bayu yang ditolak didekati hanya karena dia dipandang nggak punya apa2 buat hijrah. Sebelum naik angkot, saya minta untuk terakhir kalinya, Aldi menatap mata saya, jika kata orang mata nggak bisa bohong saya ingin buktikan saat itu juga. Dan dari cara dia menatap, saya mendapat sedikit kerinduan di mata dia untuk bisa bersikap sewajarnya saja sama saya, tanpa harus bersikap kasar, saya langsung memalingkan wajah dan Aldi akhirnya tertawa, kembali ke sikap dia yang semula, tak peduli. Perjalanan ke rumah sang abi cukup jauh, setelah sekitar 3 kali ngoper, sampai juga di rumahnya, daerah Lebak Bulus. Sampai disana, saya sempat disuruh makan, tapi saya cuma ngambil tas dan langsung pengen cabut. Tapi si umi menahan saya, katanya saya dicari Abi Izat, dan harus lapor dulu. Diruangan salah satu rumah, ruangan tertutup yang kata umi ruangan itu nantinya akan dipakai untuk tempat proses hijrah, ada telepon dan saya boleh memakainya untuk nelpon Abi Izat. Seingat saya, waktu itu nomornya nggak bisa dihubungi. Tak lupa berucap trimakasih karena sudah boleh menginap disana (Biar bagaimanapun abi dan umi itu baik sekali sama saya, dan saya prihatin dengan keadaan mereka). Saya pamitan, dan segera meluncur mencari kereta terakhir ke kota saya, dan apesnya, karena perjalanan yang begitu jauh saya ketinggalan kereta, akhirnya saya dapet tiket tanpa tempat duduk dan setelah itu ngoper kereta lagi. Saya nggak peduli, biarlah saya dicap seperti apa, yang penting saat itu saya benar2 pengen lari dari mereka sejauh mungkin dan buang jauh2 keinginan untuk bisa bersama mereka lagi.

Sampai di kota saya, saya sempat telpon sama Abi Izat, katanya lain kali jangan main lari gitu aja. Abi Izat yang begitu baik sama saya dan nggak pernah marah, saya akan selalu ingat kebaikannya. Abi Izat ini keadaannya sangat memprihatinkan, semakin lama badannya makin menciut, seperti tulang belulang, dan dalam keadaan seperti itu dia juga harus tetap menjalankan tugasnya di NII. Bahkan sempat opname kecapean, Typus kalau nggak salah. Setelah telpon beralih ke umi S, kita saling bantah-membantah, tapi saya nggak peduli lagi, saya tetap bersikap tenang, saya bilang keberatan2 saya, dari hal yang paling dasar, kenapa kalau mau Islam seutuhnya harus milih dan harus punya mobil. Umi S bilang saya memang keras kepala, dan ini yang membedakan saya dan Aldi, begitu katanya. Suara umi makin lama makin meninggi, dan saya cuma ketawa dikit dan bilang “ Jangan pake urat, mi…”, dia bilang gini ‘ siapa yang pake urat…? Dasar kamu itu keras kepala”, si umi bilang begitu tapi suaranya malah makin meninggi, jelas-jelas pake urat. Saya langsung mengucapkan salam dan menutup telpon, padahal si umi masih ngomong diseberang sana. Sudahlah. Kisah NII ini sudah tamat bagi saya saat itu. Dan masalah Aldi, sudah cukup saya berusaha, selainnya saya serahkan sama yang diatas. Saya nggak pernah merasa menyesal, sama sekali nggak. Saya malah senang karena bisa dapet pengalaman pahit2 manis bersama NII, tanpa bisa terseret masuk ke dalam.

Bersambung ke [PASCA KELUAR DARI NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

WAHYU TURUN DI PESANTREN AL ZAYTUN

Bersambung dari [KASTA KESEJAHTERAAN PETINGGI DIBANDING RAKYAT BAWAH NII KW 9]

Terakhir kali sekitar Januari-Februari 2008 saya kembali ke Jakarta. Saya bertekad untuk menemui Aldi dan kali ini nekat mau mengambil videonya. Apa saja yang ganjil dari dia.

Sampai di Jakarta, saya bertemu dengan umi S bersama abi Izat. Belum apa-apa, saya sudah dimintai uang lagi 50 ribu untuk infak kurban. Kemudian mereka meminta saya untuk ketemuan dengan temean chattingku yang namanya Bayu, anak SMU. Sekali lagi, saya mengakui kebodohan saya sendiri, saya mempertemukan Abi Izat karena katanya hari itu mau perkenalan dulu. Semoga tidak berlanjut. Akhirnya kita ketemuan di Blok M, ketemuan sama Bayu dan kakak sepupunya. Abi Izat memancing pembicaraan, dan rada kurang tertarik sama mereka, meskipun Abi Izat tetap minta nomor telepon rumah. Seusai pertemuan, Abi Izat bilang bahwa mereka orang kampung, miskin, tidak bisa dijadikan target. Apalagi waktu itu abi sempat bilang bahwa saya harus cari orang yang punya mobil agar kalau TL seperti ini kita nggak perlu kepanasan. Beneran waktu itu saya benar-benar marah, bkannya marah karena si Bayu nggak diterusin prosesnya, saya malah bersyukur banget si Bayu nggak diproses, tapi saya marah dengan cara nyebelin mereka itu. Saya memulai perdebatan sepanjang perjalanan, kenapa memang kalau mereka miskin,dan kenapa harus yang punya mobil dengan alasan rendahan seperti itu, Islam itu tidak pernah memilih-milih, dan banyak argumen yang saya katakan sampai abi Izat tidak tau harus berkata apa. Katanya dia dulu juga seperti saya, mempertanyakan! Tapi lama-kelamaan dia jadi mengerti memang harus begitu. Fyyuuuhh! Sudah gitu sebelumnya saya ketemuan juga sama petingginya. Waktu saya tanya kenapa dananya buat megah2in gedung pesantren nggak disalurkan buat orang2 yang kelaparan atau orang2 yang memerlukan gitu? Si Abi petinggi itu malah nanya balik, “ Kalau kamu jadi presiden apa yang kamu lakukan ?”. Yah, saya jawab aja saya mementingkan pengentasan kemiskinan dan kelaparan. Trus Si Abi itu bilang, yang lain bisa menunggu, intinya pusatna dulu dibangun. Lho?kalau dananya Cuma bangun gedung doank, rakyat kita udah keburu busung laper tunggu pesantren dan tetek bengeknya selesai dibangun. Dia juga menambahkan bahwa pemimpin pesantren Az –Zaytun dapet wahyu langsung, yang menemukan Asmaul Husnah yang ke seratus. Abi itu lanjutin,

“ Tapi nggak tau juga sih,,katanya gitu,”. Uhhh… rasanya masih mau terus mengajak debat orang itu. Tapi sudahlah!!! Tutup buku! Tidak ada gunanya meneruskan berdialog dengan kebodohan dogmatis!

Bersambung ke [AKHIR PENYUSUPAN DI NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

KASTA KESEJAHTERAAN PETINGGI DIBANDING RAKYAT BAWAH NII KW 9

Bersambung dari [NII KW 9, HIDUP SELALU BERSANDIWARA]

Ada rasa khawatir sebenarnya, melihat orang2 itu, petinggi2nya seperti pak IK, pak AN, pak IQ, mereka bertiga terllihat lebih sejahtera, segar bugar dengan perut buncit, tapi lihat bawahan-bawahannya, abi2 yang di desa 1, keliatan kalo dia orang susah, abi I dan istrinya di desa 2, yang sepertinya kehidupannya juga susah, kosnya aja seperti nggak ada isinya, katanya barang2nya masih di bekasi, dan dia nggak punya duit 250 ribu untuk ngangkut semuanya, ya ampun, 250 ribu ? Bukannya gimana2, tapi yang saya tau abi itu kerja di kantor yang lumayanlah, kemana aja duitnya? di desa 5, abi yang istrinya melahirkan, dan disinggung tentang dia yang nggak punya duit untuk biaya istrinya melahirkan, kalo nggak salah karena duitnya dipake buat bayar apa gitu, dan si umi S, yang di critakan nggak pernah ketemu orang tuanya lagi, udah lama banget nggak pulang ke rumah.. apa dia di usir atau lari? (Padahal si Umi S ini ngakunya anak kedokteran,,, kalau ditanyain kok nggak pernah kuliah, pasti jawabanya muter2).

Sepertinya, perjalananku belum bisa berakhir disini, Aldi udah percaya sama saya, tinggal si NII aja,, walau saya tau mungkin sulit buat nyadarin Aldi nantinya, tapi saya nggak pengen, dia jadi melarat kayak gitu,, biar bagaimanapun, dia di kuliahin jauh2 ke ke Jakarta, bukan untuk jadi seperti mereka, tapi bahagiakan orang tua, gimana jadinya nanti, kalo duitnya lari ke NII semua? Sejenak ada rasa ingin tinggalin Aldi disini, udah males, karena sepertinya Aldi bahagia2 aja di NII, tapi saya nggak bisa terima kalo gitu kenyataannya. Maksud saya, jika nasib Aldi seperti abi2 di desa itu, saya nggak tega, dengan keluarganya Aldi terlebih. Dan minimal jika Aldi jadi petinggi, dimana perasaannya melihat abi2 yang jadi bawahannya itu, karena saya tau, Aldi salah satu anak emas mereka. Tampan, cerdas dan berdedikasi. Orang seperti itu yang kemungkinan besar selalu mereka cari.

Bersambung ke [WAHYU TURUN DI PESANTREN AL ZAYTUN]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

NII KW 9, HIDUP SELALU BERSANDIWARA

Bersambung dari [SUASANA RAPAT NEGARA ISLAM INDONESIA KW 9]

Besoknya saya balik ke kota saya, di Jatinegara dianter sama abi Izat dan si umi S, setelah saya pulang, merasa nggak ada perkembangan tentang Aldi, saya sms umi, kalo si Aldi mungkin berpikir saya hijrah karena dia, dan akhirnya, si umi bales, dia bilang saat saya hijrah si Aldi telpon dan bilang kalo saya cerdas dan Hijrah bukan karena dia, saat saya menelepon umi langsung untuk konfirmasi maksudnya apa, si umi sepertinya dengan berat hati kasih tau, “ Jadi, waktu itu, saat kamu di kereta waktu mau hijrah bulan lalu, kan umi sms Aldi, trus malemnya dia telpon, umi juga nggak nyangka, kaget dia nelpon, dia bilang kalo kamu itu cerdas dan hijrah karena kemauan sendiri,,” Saya kaget “Masa siy?” si umi bilang “ iya, jadi waktu itu emang si umi nggak percaya sama kamu, umi masih mikir kamu hijrah karena Aldi, dan yang yakinin umi kalo itu nggak benar ya si Aldi, dan dia sempat ngomong “ Jagain ya mi..” Lucu, saya nggak pernah lagi berhubungan sama Aldi sejak lebaran kemarin, saat dia bilang dia udah dijodohkan dengan dokter juga, tapi saya tetep kontek dengan umi S dan tetep hijrah dan nggak bilang sama dia kalo saya hijrah, mungkin itu yang buat dia percaya, jadi walau dia udah kerasin saya, udah ngomong yang sengaja nyakitin saya, saya tetep hijrah dan itu bisa ngebuktiin.

Saya anggap aja itu perlakuan istimewa. Sebenarnya saya sudah memperhitungkan ini, lama bersama Aldi, membuat saya mengerti bagaimana pola pikir dia, dan dia juga mengerti bagaimana pola pikir saya. Cuma saya waktu itu nggak nyangka, apa yang saya rencanakan, meskipun saya terlambat tau, tapi setidaknya secara sistematis saya sudah mendapat kepercayaan dari Aldi sehingga jika ada kesempatan bisa pelan-pelan membantu meluruskan logikanya lagi. Mungkin dia sengaja ingin liat keseriusan saya di sini, agar dia yakin saya Hijrah bukan karena dia.Karena disaat orang2 nggak percaya saya, dialah yang sibuk ngeyakinin orang2. Tapi kenapa dia tetep nggak ngaku dia udah orang kanan. Seperti yang umi S pernah bilang ke saya “ Ada satu kebenaran yang belum umi bisa kasih tau kamu, umi cuma bisa bilang itu sekarang…”

Waktu denger tentang Aldi yang ternyata selama ini ngeyakinin orang NII bahwa saya srius hijrah, saya bener2 nggak nyangka, saya emang ngerasa, saya nggak dipercaya orang NII,..tapi saya juga ngerasa, sepertinya ada satu yang bisa buat orang NII itu bener2 percaya sama saya, karena mereka nggak mungkin percaya gitu aja kan? Ternata Aldi yang membuat saya masih diberi kesempatan. Aldi yang perkataannya slalu nyakitin saya, tapi juga ngeyakinin orang untuk percaya saya, saat denger itu, saya langsung sms Aldi, saya bilang “ Trimakasih atas kepercayaannya abi..” dan dia bales “Kamu salah kirim kali..” mungkin dia berpikir sms itu buat abi Izat, trus saya bilang “ Itu nggak salah kirim, itu buat abi..” (pura-pura sok akrab panggil abi). Dia nggak bales lagi, dan setelah itu dia sms lagi, tapi besoknya, tanpa angin tanpa hujan, kita sms an seperti biasa, dan kalo nggak salah setelah sms an itu dia ikut tazkiah lagi sama umi S. saat telponan ma dia, tetep aja dia omong yang nggak enak, dia cuma bilang “ Mana taftisnya? Omong doank..”

Kalau saya pura-pura bertanya apa orang NII masih nggak percaya sama saya kalau saya hijrah bukan karena Aldi, Aldi bilang “Itu hanya perasaanmu saja.., gw yakin semua orang percaya lo hijrah bukan karena gw, gw aja percaya walau gw orang kiri..”

Itu sms terakhirnya karena saya nggak pernah sms dia lagi, karena udah dapet kepercayaan Aldi.

Bersambung ke [KASTA KESEJAHTERAAN PETINGGI DIBANDING RAKYAT BAWAH NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

SUASANA RAPAT NEGARA ISLAM INDONESIA KW 9

Bersambung dari [GAGAL DAPAT BINATANG TERNAK NII KW 9]

Jumat tanggal 28 Januari 2008

Karena tidak berhasil bawa TL atau taftis ke Jakarta, saya disuruh ke Jakarta katanya untuk rapat dengan atasan yang diadakan tiap bulannya, dengan berat hati dan juga tekad ingin lihat keadaan Aldi, perkembangannya sudah sejauh mana, saya ke Jakarta juga. Skalian saya pengen tau gimana keadaan mereka saat membahas duit2 dan sgala macamnya, hari sabtu saya sampai di Jakarta. Waktu itu yang news banget mereka ingin menghijrahkan anak walikota Jakarta,..untungnya nggak jadi, anaknya katanya udah pernah dapet dan anaknya nolak. Akhirnya, sang suami istri yang biasa dipanggil abi I dan Umi D pulang ke dengan tampang kusut. Kemarin saya istirahat di rumah mereka berdua. Setelah itu, saya ketemu sama abi Izat dan umi S, saya bilang saya ingin cari Aldi, dan mereka mau mengantarkan saya, nyari Aldi, tapi ternyata Aldi nggak bisa ditemukan dimanapun, katanya dia sedang ke tulungagung karena kakeknya meninggal. Beberapa hari sebelumnya, Aldi sempat sms saya nanyain kabar saya bagaimana, jadi saya pikir Aldi setidaknya udah baik dan bisa di ajak omong, makanya pengen ketemu.

Hari minggu, saya bolak-balik dari tempat mereka ke tanah abang, saya lebih milih tinggal sama om saya, jadi kalo mereka minta macem2 setidaknya saya punya tameng. Waktu itu kita rapatnya di salah satu SMK di Jakarta, gedung pertemuan yang disewa. Saya ada di desa 10, terbagi atas 4 desa. Desa 1, dipimpin sama suami istri. Desa 2, juga suami istri, desa 3 seorang yang masih muda dan mereka memegang 1 mukri, dan desa 4, timnya saya si umi S sang mukri, yang dipimpin sama abi Izat ,kemudian ada desa 5 yang baru dipindahkan dari desa 10 inti, anggotanya masih 2 orang tapi isinya orang2 yang udah berpengalaman, salah satunya duduk di sebelah saya, dia ajakin ngobrol, mbak itu orang jawa juga jadi nyambung ngomong sama saya, kirain dia orang biasa taunya dia orang penting di desa inti 10 dan dipindahin ke desa 10 bayangan karena dia disuruh ngembangin juga, dia mukri yang beranak cucu. Mukri itu orang yang bertugas menyampaikan, sama kayak Umi S. Umi itu namanya Umi Sahnaz, dia sempat kasih beberapa pertanyaan, saat saya cerita tentang Aldi, dia bilang, “Oh yang putih itu? Dia datang kok minggu lalu, katanya siy dia orang kedua di tim kamu, setelah abi Izat” saya nggak gitu kaget, karena di tim saya cowoknya Cuma ada 2 aja, saat liat daftar nama namanya memang di tempat kedua, orang2 NII nyembunyiin semuanya dari saya.

Saat mulai rapat rasanya masih enak, tapi ternyata setelah ke dalam2nya jadi mengerikan, kita dimarah2in karena taftis yang didapat nggak ada, itu adalah pertemuan ketiga dalam sebulanan, nggak lama lagi tutup buku bulanan. Tiap minggu memang ada pertemuan seperti ini. Untuk desa 1 paling parah, dimarahin habis2an, padahal anggotanya suami istri, tapi pimpinan nggak mau mandang ada istrinya atau nggak, saya kaget bukan main, seruangan terdiam dengar bentak2 dari pimpinan itu. Desa 2, si abi Z pimpinannya, juga dimarahin karena katanya nggak ada perubahan. Desa 3, saya melihat tim mereka cukup solid, karena menghasilkan 1 taftis, dan taftis saat itu sudah ikut rapat pula, dan desa 4, nggak ada 1 pun yang goal, dan itu juga termasuk yang di kota saya,akhirnya saya disuruh ngomong apa aja yang kira2 menyebabkan mereka nggak goal. Di rapat itu, saya disinggung kalo saya belum yakin 100% benar oleh umi S, didepan forum, dan saya nggak ngerti juga keberanian apa yang merasuki saya bicara dengan lantang didepan petingginya, saya menjelaskan semuanya bahwa mungkin ada yang salah dengan metode yang dipakai. Saat itu ada pak R yang bilang “ Bagus..” entah apanya yang bagus, padahal sebelumnya dia yang termasuk menyudutkan saya, menatap saya dengan dingin.

Diakhir rapat, desa saya masih kurang dana 750 ribu, dan abi Izat disuruh cari sisanya dalam 1 jam. Saya bertanya sama Abi Izat “ Bi.,.cari uang 750 ribu, dapet darimana? Dalam sejam lagi..” tapi dia Cuma jwab “ Bissmillah aja, pasti ada jalan..” Saya bingung, jalan yang kayak gimana?

Bersambung ke [NII KW 9, HIDUP SELALU BERSANDIWARA]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

GAGAL DAPAT BINATANG TERNAK NII KW 9

Bersambung dari [TILAWAH PERTAMA UNTUK NII KW 9]

Sabtu shubuh…

Setelah saya sholat shubuh tiba-tiba Dedi sms kalo saya adalah cewek tersadis yang pernah dia kenal, dia udah sadar bahwa saya dan umi S bersekongkol, dia bilang mata saya nggak bisa membohongi, memang betul, tapi Dedi tidak benar-benar membaca arti mata saya yang terlihat sedih dan saat tilawah pun saya nggak sepenuh hati dan berharap Dedi nggak mau. Dengan seneng hati karena Dedi nggak mau hijrah skaligus berat hati karena pasti nyakitin si umi, saya sms si umi, bilang tentang Dedi dan pemberontakannya. si umi kasih nasihat ala NII KW 9 yang saya muak dengernya,dan saya disuruh sms persis seperti nasihatnya, tapi saya gak sms Dedi, biarin ajalah si Dedi benci saya. Malah mungkin memang pantes. Saat dia maki2 saya, sesaat saya pun ngerasain seperti apa yang dulu pernah saya rasain, saat Aldi mengatai saya wanita jalang hanya karena saya nggak stuju dia masuk NII dan ngelaporin orang tuanya. Tapi kali ini lain, perasaan saya walaupun sedih dibilang begitu, saya seneng banget dia dapet petunjuk ga hijrah, karena kalo dia hijrah, hati saya akan lebih merasa bersalah lagi.

Sesaat betapa inginnya saya memberi tahu dia yang sebenarnya ttg posisi saya, tapi gak jadi saya lakukan, walau dia orang baik, tapi saya ga yakin kasih tau dia yang sebenarnya adalah solusi yang baik untuk menghentikan dia mengata2i saya, ada waktunya. Saat dia berceloteh tentang Islam itu indah, gak ada bohong membohngi, gak ada paksaan, dan ditambah dengan kata2 “Saya lebih benci sama kamu daripada Anti” saya cuma bales dengan “Kamu pintar, hebat, jalani aktivitas kamu seperti biasa, kalo ada Anti telpon kamu ga usah angkat”, Dia memaki2 saya, tapi ga ke Anti nya, saya terima, yang penting dia ga jadi ikut, dia juga sms yang mengatakan kalo kami sudah merusak perdamaian hidup. Hebat dia bisa menganalisa dengan cepat tanpa saya sadarkan. Andai Aldi secepat dia menganalisa.

Si umi nggak kapok menyuruh saya cari orng lagi, tapi saya bilang stop, saya masih mikirin ujian, temen2 saya kalo diajak juga ga bakal aman jadi saya nggak berani. Biarin aja dia dan atasannya pusing, mereka pikir mudah memasuki kota saya, walau pendatangnya banyak,tapi tidak bisa dibego2in, karena kebanyakan waktu mereka untuk belajar, kuliah,pulang kampung, nonton TV pun punya waktu sehingga lebih UpDate dengan berita2 di TV, lain dengan anak Jakarta, kebutuhan mereka semuanya tersedia hingga anak2nya bahkan nggak punya waktu lagi untuk nonton TV karena kebanyakan sibuk di luar. Harusnya dia sadar akan hal itu.

Malam hari ketika pulang dari kegiatan kampus, saya memutuskan untuk kasih tau Dedi yang sebenarnya. Saya menelpon Dedi sekitar sehari dua hari sebelum Umi S pulang ke Jakarta. Pelan-pelan saya jelaskan sama Dedi, kenapa saya lakukan ini, saya hanya ingin membantu seorang teman yang sudah terjerumus. Saya juga mohon sama Dedi agar jangan pernah mau dihubungi Anti lagi, saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah melibatkan dia walaupun saya nggak bermaksud seperti itu. Alhamdulillah Dedi mau mengerti. Waktu itu Dedi menawarkan bantuannya tapi saya rasa Dedi cukup terlibat sampai disitu saja. Saya hanya mengucapkan terimakasih Dedi mau mengerti.

Si umi pulang hari senin, kalo nggak salah tanggal 24 sebelum natalan. Hari minggu malam saya disuruh ke tempatnya dia, dan disitu saya di singgung habis, soal teknisan lah, sampai saya dibilang mungkin aja TL nya nggak mau karena… Si pembawa nya nggak yakin 100%. Masih ragu ini benar atau nggak. Dan dia ngajarin saya sedikit menjadi pemberontak, intinya saya disuruh harus rajin2 cari mangsa. Saya cuma diem aja waktu diomongin kayak gitu. Bagus kalo gitu, udah ketahuan saya nggak yakin 100%. Tapi saya pura2 tersinggung, saya bilang, saya belum bisa tercurah 100% disini karena saya sibuk kuliah dan orang tua saya masih suka kontek2, mengecek saya dimana dan sedang apa, dan orang rumah bisa shock berat, dll, macem2 alasan saya, tapi umi S bilang “Alah…nggak ada tuh yang seperti itu..kamu kalo bisa ke Jakarta, pak P nunggu kamu..” Trus saya pulang ke rumah dengan hati sedih saat itu nggak tau mau gimana.


Terlepas dari itu, saya coba telpon Aldi, saya cerita, “Aldi, kok nggak ada yang percaya saya ya..?” diluar dugaan, Aldi seperti agak marah dengernya, “Siapa yang nggak percaya kamu? Siapa??” saya kaget karena reaksinya kayak gitu, waktu itu saya nggak bisa mendefinisikan kenapa dia tiba2 seperti emosi, saya bilang “ ya di kiri (Orang RI) ya dikanan (Orang NII) saya nggak dipercaya,”. “ Yang dikiri siapa yang dikanan siapa yang nggak percaya??” Saya bilang “di kiri mungkin temen2 (agak lie dikit nih), dan dikanan,, ya ga usah sebut namanyalah, saya nggak enak ” Terus dia seperti dengan nada marah “Umi S? Emang dia bilang apa?” trus saya bilang “Iya, umi S, karena nggak dapet taftis, saya dibilang nggak yakin disini 100%, padahal kan..” Aldi diem dan bilang sama saya tapi seolah bicara sama dirinya sendiri “ Bukan nya kamu belum yakin, tapi karena kebetulan belum dapet aja…”

Trus dia bilang “ Gini aja, saya kasih waktu sampai bulan Januari, kalo kamu dapet taftis 2 orang, saya mau balik kekanan “ Saya cuma diem, saya bilang ntar diliat soalny saya lagi UAS..

Bersambung ke [SUASANA RAPAT NEGARA ISLAM INDONESIA KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

TILAWAH PERTAMA UNTUK NII KW 9

Bersambung dari [UANG, SEGALA-GALANYA DI NII KW 9]

Selasa malam,

Waktu itu saya sibuk banget dikampus, dan nggak ketemu dia sekitar 2 hari, katanya dia survey ke salah satu universitas swasta, mau cari kenalan. Pulang kuliah, sore2 saya menjenguk umi S di tempat kosnya. Saat pulang, disitulah awal segalanya. Pulang dari kosnya dia temenin saya ke tempat tunggu angkot. Ditempat tunggu angkot, ada mahasiswa, cowok, dia sedang duduk2 di emperan. Saya Tanya sama dia angkot untuk ke jurusan saya apa (Kebetulan karena saya emang ngga tau angkotnya apa), kita ngobrol bentar, dan si umi ngebiarin saya ngobrol sama dia, namanya cowok itu Dedi. Trus karena si Dedi ditanya ttg angkot nggak ngerti juga padahal dia sendiri anak asli kota itu, dan si Dedi rada2 agak mbanyol kalo ditanyain, saya bilang aja sama si umi “ Waduh, niy orang, kita tilawahin aja kali ya” , trus si umi tiba2 tersenyum gitu, dan saya sadar perkataan saya barusan, dan berharap pertemuan ini hanya sebatas di sini saja. Pas si Dedi pergi, saya memang nggak mau mencegat dia dan tanya no HP nya yang sepertinya diharapkan umi. Saya sempat bersyukur si Dedi pergi tanpa ditanya no HP nya berapa, tapi ternyata saat si Dedi belum jauh si umi teriak “Nggak tinggalin no HP?” dan Dedi dengan polosnya kasih no HP sama si umi. Dedi anak teknik semester 3,anak Universitas Negeri. Akhirnya, besoknya si Dedi sms saya pagi2, dan dia bilang si umi S (dia ngaku namanya Anti), katanya ngajak jalan ke tempat wisata hari sabtu dan dia jadi GUIDE, dan saya juga harus ikut. Ternyata si Dedi nelpon umi 2 jam dan si Dedi cerita banyak banget sama umi, dia udah beberapa kali mimpi datangnya kiamat. Dan bagi saya mungkin kiamatnya itu pertanda, NII KW 9 sebentar lagi akan datang mendekat.

Akhirnya saya diajak TL sama umi, jadi saya harus jemput dia dan tenangin dia disaat dia nggak ngerti. Bener2 saat tilawah saya merasa lemes, beberapa kali si umi melihat saya dan bisikkin kata semangat. Tapi tetep aja saya sedih. Andai waktu itu saya langsung pulang, dan nggak perlu singgah ke tempat si umi dulu jadi nggak perlu kenal sama Dedi yang ternyata bawa malapetaka, ada korban karena saya.

Akhirnya kami tiap hari ketemu, dan saya disuruh ngedeketin anaknya, disuruh2 sms dia terus ttg materi2 kita, kita ketemu dalam 3 hari berturut2, dan baru saya sadar di hari kedua (kamis), kalo kliatannya si Dedi mungkin agak gimana gitu sama saya, dan si umi yang ternyata lebih sering nangkep si Dedi suka curi2 pandang sama saya, terus2an nyuruh saya untuk deketin Dedi dan semangatin Dedi. Bahkan saat hari ke-3 yaitu hari jumat, saat saya duduknya jaga jarak sama Dedi, dia bilang “Duduknya kok jauh amat siy?” heh, islam apaan itu berkoar2 ttg Negara Islam tapi juga menyuruh kita (cewek cowok) untuk berdekatan? Saat saya menanyakan kenapa saya mesti deket2 sama Dedi duduknya, umi bilang, itu untuk membantu kedekatan emosional, agar nanti kalo jadi saudara udah gak kaget. (Masuk akal nggak?), tapi saya tetep jaga jarak dengan Dedi. Saya nggak mau su’udzon,tapi sepertinya si umi memanfaatkan saya untuk si Dedi, bahkan jumat malam saya disuruh nelpon si Dedi lagi. Pertemuan jumat sore itu adalah pemberitahuan ttg hijrah dan ternyata si Dedi nggak keberatan ttg dana maupun konsepnya, dia cuma berat di rokok, karena dia pecandu rokok banget, tapi akhirnya dengan kata2 emas si umi si Dedi mau nggak ngerokok lagi. Akhirnya hari minggu sudah diputuskan, untuk saya dan Dedi berangkat ke Jakarta. Dana yang disuruh bawa kalau nggak salah sekitar 1.5 Juta. Ternyata dana 1.5 Juta itu, untuk sekalian membiayai tiket kereta saya dan si umi. Sedih banget. Si Dedi terhasut dan saya nggak bisa berbuat apa2 untuk Dedi saat itu, padahal saya yang buat dia hijrah. Karena saya pun mau dimanfaatkan si umi, padahal Dedi sebenarnya anak yang baik. Justru itu saya nggak pengen dia jadi korban. Ya Allah, betapa saya merasa berdosa, saya tau salah tapi saya nggak bisa buat sesuatu untuk Dedi. Malemnya saya sms Dedi, minta maaf sama dia, tapi saya nggak bilang minta maaf buat apa.

Ini adalah kebodohan saya. Dedi orang pertama yang berhasil saya deketin, karena secara nggak langsung yang atur pertemuan dan sering sms an sama Dedi adalah saya. Sambil dalam hati berharap si Dedi jgn sampai mau. Jumat tengah malam, Dedi membalas sms ku yang isinya minta maaf dan kalo ada kesulitan jangan lupa sms, (saya berharap dia sms dan keberatan di uang atau apa saja), ternyata dia agak kurang sreg ttg kejadian kiamat jadinya di Indonesia (Ya iyalah) dan tempatnya hijrah di Jakarta.Dia bilang dia sedikit ragu karena sebenarnya hijrah tuh nggak perlu kemana2, yang perlu adalah hatinya (Bener banget),dan belum ada solusi untuk menyatukan ormas2 di Indonesia. Saya bilang jangan suudzon dulu (saya nggak tau kenapa saya malah tenangin dia, betapa egonya, tapi saat itu saya udah bilang sama temen kos saya, si K, kalo hari minggu Dedi bener2 datang saya punya pikiran untuk melarikan dia dari stasiun). Dia bilang dia nggak suudzon, tapi di TV banyak bgt aliran sesat apalagi Jakarta pusatnya, (trimakasih untuk TV dan media2 yang sering banget memberitakan ini). Saya biarin aja dia ragu, saya gak bales smsnya karena saya sengaja, saya ga bisa juga kasih tau yang sebenarnya ke dia. Saya benar-benar egois.

Bersambung ke [GAGAL DAPAT BINATANG TERNAK NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

UANG, SEGALA-GALANYA DI NII KW 9

Bersambung dari [TEKNIS MEREKRUT ANAK BUAH NII KW 9]

PASCA HIJRAH

Saya akan mulai cerita saat Umi S dari Jakarta datang ke kota tempat saya kuliah. Dia menginap di kos saya. Waktu itu hari minggu, pagi2 umi S udah datang ke kamar buat ngajarin teknis strategis. Karena tilawah kita nggak pernah berhasil, dia bilang salah satu orang di jakarta klo bisa membantu kita. Dia bilang yang bagus kesini buat bantu tilawah tuh umi Fadlun, karena umi Fadlun punya body yang aduhai dan tampang yang lumayan, dan saya bisa selamat kalo ada apa2. Saya tanya apa hubungannya dengan body dan tampang, itu namanya pemanfaatan. Dia bilang dibilang pemanfaatan juga emang tapi emang harus kayak gitu, karena kebanyakan cowok kalo diajak dengan cewek yang bling-bling pasti tertarik. Saya bersikeras bilang kenapa tidak dengan hobinya yang lain aja, misalnya dengan bola, atau buku atau apa aja asal jangan pemanfaatan cewek, bukannya dalam islam aurat cewek itu justru dijaga? Dia tiba2 jadi kliatan kesel dengan saya, dia bilang,” Ya sudah kalo kamu ga mau, terus terang juga umi nggak pernah pake cara ini” . Si umi pernah ketemu sama MABA salah satu universitas swasta di kota saya, dan dia sudah melakukan pendekatan sama mereka. Terus itu dia bilang gini, “ Saya kayaknya lebih tertarik sama temennya N, namanya F, dia lebih cantik dari N dan keliatan lebih berada, dia baru semester 1 tapi udah punya computer, kliatan banget dia berada”. Saya bilang ” Kenapa sih mesti yang cantik dan kaya, kita kalo bertilawah jangan milih2..” sepertinya orang NII itu tambah kesel dann cuma bilang “Iya siy, kalopun dia berminat n niat meskipun ujiannya duit pasti dia berhasil lewatin” . Bisa simpulkan sendiri, bagaimana uang sangat berperan disini.

Singkat cerita, temen kosku, namanya K, kebetulan juga temen Aldi, dan dia tau apa yang sebenarnya terjadi bener2 muak dengan umi S. Akhirnya karena sikap temenku yang kurang ramah dan si umi nyadar (saya bilang aja mungkin temen saya itu udah curiga kalo mbak NII, dan si umi ketakutan), lalu umi S cari kosan yang deket dengan universitas Negeri. Saya juga merasa tertekan dia satu atap sama saya karena terus2an diminta untuk cari BT alias Binatang Ternak. Saya ikut bantu dia untuk dapetin kos. Saya satu2nya yang dia kenal di kota itu biar bagaimanapun saya juga kasihan.

Ketika mencari kosan, saya kecewa banget sama dia, karena saat pindah kos, dia tidak mengenakan jilbab. Saya tanya, “ Kenapa nggak pake jilbab? “ dia bilang karena darurat,jadi tidak apa2. Kita berdebat dikit soal jilbab dan dia agak marah sama saya waktu itu.

Setelah ngedapetin kos buat umi, dia masih tetap gigih mendekati N,F,dkk, dan syukur Alhamdulillah, karena di jawa timur nggak suka orang basa basi dan bawaannya mereka curiga karena si umi S ini terlalu baik sama mereka, mereka pun satu per satu menjauh dari umi S. Tapi si umi tidak sadar kalo dia sedang berusaha dijauhin, jadi tuh anak2 semester 1 dideketiin terus, ditelponin terus. Akhirnya saya kasih tau, orang di jawa timur nggak suka basa basi, disini orang yang sering ramah atau baru kenal udah ngedatengin, nelpon2, sms2, ngajak ketemuan, itu slalu dicurigai, karena kebanyakan para pencuri atau tukang hipnotis kayak gitu dulu modelnya. Dan dia ngerti dan berhenti menghubungi anak2 itu

Bersambung ke [TILAWAH PERTAMA UNTUK NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

TEKNIS MEREKRUT ANAK BUAH NII KW 9

Bersambung dari [TAFSIR AMAL DILIPAT GANDAKAN 700 KALI MODEL NII KW 9]

Selasa, 20 november 2007

Besoknya, saya mau balik ke kota tempat saya kuliah, pagi2 bener saya di antar ke tempat naik angkot, selama di mobilnya, dia telpon2an sama abi H. Yah, layaknya orang pacaran gitu Selesainya dia bilang sama saya bahwa orang tua itu jangan sampai tau karena belum saatnya. Kemudian dia nurunin saya entah di daerah mana dan saya lanjut angkot ke stasiun.

Sampai di stasiun, saya tunggu umi S lagi. Dan kita tazkiyah di salah satu rumah makan stasiun, sambil cerita ttg umi Fadlun, dia bilang, umi Fadlun itu dulu orang biasa, mobilnya cuma satu, setelah dia hijrah dengan jual HP yang ber merk, katering ibunya maju pesat, sampai beli mobil 5 dan rumah dengan harga 150 juta, saya percaya karena saya bisa liat dari stylenya, umi Fadlun emang berada, walau rumahnya biasa aja. Makanya umi Fadlun yakin banget keberadaannya di NII, dan adiknya bahkan udah dihijrahin sama dia. Umi S juga crita tentang dia sendiri, dia ngaku modusnya ngilangin laptop temennya, harga 20 juta (Ini modus yang dipakai Aldi), walaupun ortunya nangis, tapi setelah itu, tender papanya maju pesat. Dan bapaknya akan heran kalo dia gak minta uang lagi. Walaupun katanya masalah laptop itu terus dibahas sampai sekarang. Kemudian umi cerita, peristiwa pesawat adam air yang hilang itu didalamnya ada 1 orang kanan yang seminggu ga kasih kabar ke abinya, alias menghindar, dan dia namakan itu adalah azab Allah pasti cepat datang. Ada juga yang udah kabur 4 bulan nggak ada kabar lalu kecelakaan meninggal dunia. Saya percaya ceritanya, tapi apa karena mereka menghindar atau sudah takdir?

Saya tazkiyah, dan diajarin, setelah hijrah saya harus cari orang untuk disampaikan semuanya, saya diminta cari adek tingkat yang habis ospek, yang masih ijo, yang katanya kebetulan saya liat cakep. Sebelum saya sempat protes, dia bilang itu gak pa2 karena udah beda dengan niat saat di RI dulu, kalo bisa yang cowok , karena lebih mudah.(kalo saya cowok, pasti disuruh cari yang cewek). Kok milih2 ya?. Lalu umi S janji sedang berusaha bantuin Aldi lagi, nolong Aldi yang pada kenyataannya mau dijadiin sekretaris desa. Akhirnya saya berangkat dan disuruh cari kenalan banyak2, kalo ada yang udah siap di TiLawah, langsung hubungi mereka, dan mereka ada yang ke kota saya buat TL. Yang benar saja, mana mungkin saya ngorbanin orang untuk Aldi. Ini benar2 bukan dunia saya, tapi emang setelah saya didalam, banyak banget kenyataan yang bagus sekali buat dijadiin tolak ukur. Dan bahkan saya gak diajarin teknisan. Ini karena mereka pun update ttg perkembangan diinternet dan media2. Jadi, yang kita bahas diinternet ttg kejelekan2 mereka, semuanya dihentikan dan dibuat modus yang lebih halus agar anak2 baru tidak merasa tertekan atau apalah namanya. Makanya biasanya ada yang ngomong "gw di NII KW 9 gak digituin deh, baik2 aja." Yup, karena mereka mempelajari cemohan2 yang diinternet dan itu dijadikan kunci untuk membuat orang2 malah merasa betah disana. Umi S juga bilang kalau Asmaul Husnah ada 100, yang satunya Maha Pemberi, yang temukan pimpinan pesantren itu (pasti udah tau), makanya dia jadi khalifah.

Selang berapa waktu, sampai waktu mau idul Adha, Umi S minta dikirim duit Qurban 400 ribu, saya bilang ATM saya masih diblokir, ntar saya cari akal cari dananya. Setelah itu umi S janji, saat saya ke Jakarta lagi, Aldi dijamin sudah hijrah dan jadi golongan kanan, Aldi yang sekertaris baru desa X.

Teman Aldi juga pernah sms saya, Aldi nanyain anak baru yang habis ospek, cari cewek yang cantik (tuh kan? dan saya disuruh cari cowok yang cakep), enak banget donk, bisa skalian lirik2, apa itu islam? Kenapa milih2?.

Saya bingung sama NII, kalau mereka mainin saya, saya juga mau mainin mereka, apa mereka yang hijrah nggak bisa liat kejanggalan2 orang2 pusat di tempat hijrah? Apa yang mereka harapkan? Kenapa org2 kayak dwi yang masih ijo? Kenapa janda2 yang cuma penjual jamu dan mie rebus? Hati saya tersayat ngeliatnya. Dimana mata hati Aldi?

Saya akui org2 NII memang baik hati semuanya, tapi saya sekalian kasian, apalagi melihat umi S terharu sendiri saat mengulangi sumpah hijrah, dia bilang kalo lagi sedih dia baca sumpah itu dan hatinya pasti tenang. Benar2 sudah meresap.

Saya nggak bisa ngorbanin org hanya demi menjaga Aldi, tapi saya udah terlanjur masuk ke dalam, walau saya tau jika mereka masih menjaga Aldi itu berarti mereka masih belum percaya saya 100%.

Bersambung ke [UANG, SEGALA-GALANYA DI NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

TAFSIR AMAL DILIPAT GANDAKAN 700 KALI MODEL NII KW 9

Bersambung dari [DETIK-DETIK HIJRAH NII KW 9]

Senin, 19 November 2007

Kami dibangunin jam 3, kamar tempat kami tidur digedor2 seperti ada gempa, tak ada aturannya. Setelah sholat shubuh, sambil tunggu jemputan saya memperhatikan, bapak2 itu malah tidur nggak satupun ada yang sholat. Pas jemputan datang dengan sopir yang nggak ramah sama sekali, kita jemput satu orang lagi, namanya Bunga, dia dari bandung, dan kaget melihat kami berempat semalam nginep bareng, karena dia bilang semalam dia nginepnya sendiri, yang lain cowok semua (Islam gimana tuh?). Sampai dimarkas, kita di kasih makan, daging sapi,mie dan nasi, dan orang yang nyediain gak henti2nya merengut, sama skali nggak ramah. Saat makan, kita berlima saling tukar cerita kenapa bisa ada disini, dan akhirnya saya sedikit ngebocorin, sedikit memprovokasi gitu. Saya bilang " Kok aneh yah? Bapak2 yang tadi nggak solat? " dan disitu timbul banyak kejanggalan versi mereka sendiri. Akhirnya kita tukeran nomer HP (walaupun dilarang keras tukeran no hp). Kita sepakat kalo ada keanehan lagi jangan lupa saling kasih tau. Karena setelah bertukar cerita, aneh2nya keluar semua. Belum berapa lama, datang sekitar 5 orang lagi, yang kalo saya tebak kemungkinan dari kelas menengah ke bawah . Ada yang sudah tante2, ada yang sudah ibu2. Mereka diperlakukan sama. Masa, baru aja mulai makan langsung disuruh makan cepet2. Karena saya sebel dan kasihan sama ibu2 itu, saya teriakin aja " Orang baru datang juga,disuruh buru2!" tapi tentu saja pas abinya jauh.

Setelah itu, kita dibawa ke ruangan hijrah, disana baru saya tau, ibu dan tante2 tadi itu adalah janda, yang ibu2 adalah penjual jamu gendongan yang bikin saya tersayat karena dia dari kota tempat saya kuliah dan juga ternyata satu kereta sama saya. Sedangkan yang tante2 adalah penjual mie rebus dari Bekasi (apa yang mereka harapkan memeras janda2 ini?). Di kelas itu, mereka juga mewawancarai kita satu per satu, disuruh kasih KTP, saya ngaku KTP saya ketinggalan di tempat umi, jadi tulis identitas di kertas dengan alamat palsu.. Dikelas, mereka suka menanyai saya, karena jawaban saya selalu tepat, ( bagaimana nggak, tiap hari saya baca ilmu kalian dan mereka sudah mengulang2nya hampir seribukali hari itu tentang materinya). Alhasil, saat sumpah melepaskan kewarganegaraan RI, saya disuruh jadi pemimpin barisannya. Saya yang diminta memimpin untuk mengikrarkan. (Ya Allah, maafkan saya). Abi2 itu, yang mengaku saksi dan utusan ALLAh dengan nama Malik dan Ridwan, mereka menanyai kita semua kenapa ada disini, saya cerita apa adanya, tentang Aldi, dan tentang keinginan saya yang ngejatuhin tapi malah kejebak dan ingin masuk (tentu saja ini pura-pura) dan mereka bilang saya dapet hidayah sampai saya ada disini. Cerita saya mendapat sambutan dari para abi itu, Malik dan Ridwan beserta jajarannya.. Entah kenapa, wajah2 abi itu, sepertinya udah nggak asing, anak2 lain juga bilang begitu, wajah mereka seperti sering kali kami lihat.

Setelah acara pelepasan kewarganegaraan selesai, kami sholat berjamaah. Saat sholat jamaah, mereka bilang karena kita lagi hijrah, jadi sholatnya di jamak takdim, pada saat dzuhur, sholat yang harusnya 4 rakaat, langung di jamak, 2 rakaat dzuhur, 2 rakaat ashar, jadi 2 kali salam.?????. Aneh banget. Kan masih waktu dzuhur. Kami kan tidak melakukan perjalanan jauh. Saya tuker pandang dengan wajah heran dengan Bunga. Bunga Cuma bilang " Whatever, yang penting gw lagi ga sholat walaupun aneh sih", sedangkan yang lain nggak ada yang brani protes. Andai saya pun nggak tau ttg busuk2nya NII saya juga pasti tetap merasa heran. Walaupun mereka sudah membanding2kan isi proklamasi RI dengan NII dan emang smua benar dan masuk akal, bahkan saya sedikit sempat termakan , tetapi mengingat mereka hanya aliran sempalan yang berkedok islam serta diikuti cara2 mereka yang aneh bin ajaib yang membuat saya bertahan “ini jelas salah!”. Pulang dari situ, di daerah Jatimakmur Kemang saya dijemput seorang Abi yang katanya alumni kampus saya. Orangnya baik sekali. Saya dibawa lagi ke tempat Abi I di ITC fatmawati. Sampai disana, saya ketemu sama Barak, umi A (saya lupa), dan abi Izat, serta umi S. Mereka menamakan itu adalah acara penyambutan. Sebenarnya saya mau pulang sore itu juga, tapi ternyata saya ketinggalan kereta, karena udah sore banget, jadi akhirnya pulangnya ditunda besok. Setelah tuker2 cerita, ttg umi S, yang ninggalin tunangannya karena nggak mau hijrah, Izat yang juga kyak gitu, Barak yang nggak ada cerita berarti, dan umi A, yang beberapa kali nyolong emas ibunya buat hijrah, dan katanya tiap curi emas, pasti ada lagi emas yang baru kayak ga ada habis2nya, dia menganggap itulah yang disebut Allah membalas 700 kali lipat, karena nggak ada habisnya.

Setelah giliran saya, saya cerita untuk kesekian kalinya, "…jadi waktu itu saya diajakin ketemu umi S yang juga anak kedokteran dan waktu itu dia baru pulang dari Malaysia ya umi? " (Disini wajah Barak menganga dan melihat umi S dengan heran, dan saya sengaja ngomongin itu untuk liat reaksi mereka, dan umi S segera main mata dengan abi barak agar biasa2 saja" .."ooh.. trus gmn? " ya lanjut lah cerita saya, " jadi sekarang saya minta tolong sama abi2 dan umi untuk tolong Aldi supaya kembali ke barisan kita…" mereka bilang pasti Aldi balik. Beberapa kali saya menangkap mata umi S main mata dengan umi A saat saya bahas Aldi, saat saya menyayangkan keputusan Aldi untuk kaslan (keluar dari NII). Tentu aja saya berlagak seolah gak dibego2in.

Umi S tanya, shadaqah kamu dulu berapa? (dulu saya pernah bilang, di jalan Allah mau kasih 50 juta, tapi saya mundurin jadi 20 juta, wktu itu Aldi lebih di bawah dari saya, tentu aja Aldi udah tau itu pasti akan direalisasikan), saya bilang " 20 juta umi,,," . “ya udah, sekarang kamu gak umi ajarin teknisan, tapi kamu harus tiap bulan cicilnya, kirim yah sekitar 400an lah, pelan2 aja,, ( ha-ha-ha)..” Kemudian saya ditinggal ke ruangan sebelah, saya istirahat, dan samar2 saya dengar umi S bilang " gak pa-pa Raihan (nama kanan Aldi) dijadiin sekretaris desa?"

Oooh, jadi Aldi sudah sekretaris desa 10 to?. Dan saya ngeliat ada HP umi S, saya pengen tau dan buka inboxnya, dan hello,,, saya baca ada yang namannya Raihan, dan itu nomer Aldi, saya Cuma baca sekilas , isinya " kayaknya gw gk bisa umi, gw tadi gak jadi ujian,,, " entah apa, lupa, saya gak sempat baca2 lagi karena umi keburu datang dan saya langsung keluar dari inbox dan pura2 ndeso berlagak suka banget sama HPnya. Setelah itu umi S gak mau lepasin HP nya lagi.

Malemnya saya dibawa ke rumah umi Fadlun, anak TNI polri untuk nginep disana. Rumahnya di perumahan TNI juga, masih Jakarta Timur kayaknya. Saat disana, dia bilang pernah liat saya sama Aldi dan umi S di MC.D PI, dan saat saya tanya “kamu udah lama kenal Aldi?”. Dia bilang “udah, sekitar setahunan kurang lah, saat saya bilang jadi emang udah kenal Aldi sebelum liat saya sama Aldi, Dia langsung gagap " nggak kok, bersamaan kamu waktu itu,", Saya coba ngelurusin "Tapi kejadian itu kan baru 4 bulan lalu?" dia diem dan bilang "wah, gw pikir udah lama, gw lupa waktunya yang jelas bareng kamu waktu itu, gw cuma ditunjukkin itu anak baru." Tuh kan, ketahuan semakin dikejar semakin gagap bo’ongnya.

Tengah malam, saya nggak sengaja, dengar dia nelpon sama Abi H (Abi tampan yang sempat saya tertawain waktu itu). Berani taruhan, bagi yang pernah masuk ataupun masih didalam, di NII nggak boleh pacaran kan? Tapi saya nggak sengaja mendengar obrolan Umi Fadlun dan Abi H seperti layaknya orang pacaran. See?

Bersambung ke [TEKNIS MEREKRUT ANAK BUAH NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

DETIK-DETIK HIJRAH NII KW 9

Bersambung dari [MENYIBAK NII KW 9]

Minggu, 18 november 2007

Saya tiba di stasiun jakarta jam 8, yang jemput adalah umi S, dan abi Izat. Setelah itu saya pisah sama abi Izat dan ikut umi S naik angkot ke kalibata. Disana saya makan dulu, saat saya makan, umi S gak henti2nya ceramah tentang surga firdaus yg akan kita bangun.

Setelah itu saya di bawa ke mall kalibata untuk ketemu si pak K. Pak K melakukan pengecekan dll, setelah itu, dibawa lagi naik angkot entah ke daerah mana. dan disana udah ada mobil Hyundai nungguin kita. Saat itu saya akan melakukan pengecekan lagi, di tempat yang sama dengan yang dulu waktu saya pertama kali dicek. Di mobil itu, sambil nungguin yang lain saya duduk cuma berdua saja dengan seorang cewek, berjilbab, dengan wajah polos dan capek sedang duduk celingak-celinguk dengan tampang bingung. Namanya Dwi, anak baru diospek kemarin dan baru datang dari Semarang. Saat dia melihat tas saya penuh dengan pakaian, dia nanya " Lho mbak? Emangnya hijrahnya dikasih tau yah? Kok udah persiapan? Saya aja baju melekat di badan. Niy baju satu2nya". Saya ngeliat tampangnya yang keliatan banget habis perjalanan jauh menjadi sangat kasihan dengan anak ini, trus saya nanya2 ke dia yang ajakin hijrah siapa. Dia cerita dengan polosnya, bahwa dia sedang jalan2 di mall dengan temen2nya trus ketemu sama cewek yang kawannya temen2nya itu, diajak diskusi, dan hari itu juga langsung berangkat hijrah ke Jakarta, dengan menggadaikan HP nya dalam waktu singkat. Setelah itu, anak kedokteran UPN yang namanya Sarah datang dan kita pun dibawa ke daerah Cipadu Taman Asri. Setelah di tempat pengecekan, kami bertemu dengan sang abi. Setelah memperkenalkan diri satu per satu dan begitu tau si Sarah itu anak kedokteran, dia seperti dianakemaskan. Apalagi Sarah yang anak kedokteran bertampang lumayan, semakin menjadi2. Semakin yakin saya, kalo anak kedokteran emang punya nilai plus di mata NII KW 9.

Saat pengecekkan, banyak sekali pernyataan abi yang tidak masuk diakal, ketika saya kejar terus dengan rentetan pertanyaan, abi nya kewalahan dan cuma jawab seperti biasanya “ Memang sudah seperti itu.” Selesai pengecekan saya dibawa ke ITC fatmawati, tempat kantor salah satu Abi, namanya abi I, dia bercerita tentang dia yang 4 kali baru kenal ttg NII KW 9, padahal dia menolak mentah2. Dan akhirnya dia udah bertahan selama 7 tahun dan istrinya 8 tahun. Abi I juga cerita, 3 kali dia ngebatalin pernikahan, cewek yang ketiga2nya sudah lengkap dengan pernik2 mau acara nikahan, nggak jadi, diputusin sama abi I hanya karena mereka menolak masuk NII KW 9. Saat saya protes, dia bilang " Emang sudah kayak gitu, yah sapa suruh nggak mau masuk, jadi mau gimana lagi donk". Nggak heran Aldi jadi kayak gini.

Di tempat itu, saya istirahat sambil tazkiyah dan malamnya hujan-hujan dibawa ke daerah Tangerang. Di salah satu haltenya sudah menunggu beberapa cewek, dan ada dwi juga, kecuali si Sarah, katanya dia ada ujian jadi hijrahnya besok ( helloooowwww,,, andai dwi yang bilang dia ada ujian jadi nggak bisa berangkat, pasti dia disuruh cari berbagai alasan untuk bolos ujiannya, serius!). Kami berempat dibawa ke daerah entah apa namanya. Sampai disana, nggak ada satupun umi yang ada, yang ada malah abi, dan saya ngeliat wajahnya, lebih pantas di panggil "bapa" daripada Abi, karena dia lebih mirip dengan pendeta (Ini penilaian saya pribadi). Aneh ya? Apa lazim cewek2 yang masih perawan, serumah sama bapak2 tua yang bukan keluarga?

Malam itu udah jam 11 malam, kita disuruh menunggu petugas yang dateng mau ngecek. Tapi karena capek banget, dengan cueknya habis solat Isya saya langsung tidur di lantai, tepat depan si bapa yang punya rumah. Akhirnya bapaknya bilang " Kamu udah ngantuk ya? Ya udah gelar karpetnya ". Ada 4 orang waktu itu, ada Dwi, Nia anak Jakarta asli, Fany anak bogor tapi asli banjar Negara yang sekampung dengan Dwi, dan saya sendiri. Jam 1 malam kita dibangunin. Petugas yang mau ngecek udah datang, karena saya sebel dibangunin, saya nggak peduli dia ada didepan saya (Orang itu duduk dikursi di belakang meja besar, dan kita melantai dibawahnya) . Temen2 saya udah pada bangun dan duduk, tapi saya dengan cueknya malah tidur lagi, setelah ditegur abinya baru saya mau bangun (ha-ha). Abi itu bilang, dia baru dari Pesantren (yang kita semua tau nama pesantrennya), habis ujian katanya. Disitu, dia nggak henti2nya menuding kita kafir,dzalimdsb. Dia juga bilang bahwa kami semua itu adalah domba jika belum hijrah.Pokoknya kita tuh dijelek2in banget, capek dengernya. Akhirnya karena saya muak dia nyebutin kita adalah binatang ternak untuk kesekian kalinya, saya langsung ambil bantal lagi dan cuek tidur di karpet tepat depan abinya yang duduk dikursi. Si Abi mengalah dan suruh kami untuk tidur.

Bersambung ke [TAFSIR AMAL DILIPAT GANDAKAN 700 KALI MODEL NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

MENYIBAK NII KW 9

Bersambung dari [SEGALA CARA DILAKUKAN DEMI NII KW 9]

Setelah balik ke kota tempat saya kuliah, saya nelpon mbak T, saya minta tolong agar supaya jangan pernah coba2 kasih tau ortu Aldi dulu atau Aldinya, karena bisa mengancam saya yang sekarang lagi PDKT dengan NII, n saat saya bilang saya disuruh bayar juga, Mbak T menyuruh saya berhenti dari itu semua, dia bilang saya berdoa aja, jangan sampai kamu kenapa2, suatu saat kebenaran akan muncul. Pemikiran Mbak t membuat saya jadi 2 hati juga, emang niatnya baik, tapi saya bukan tipe org yang hanya bisa berdoa dan nunggu durian jatuh. Saya merasa, saya berdoa tapi saya juga harus berusaha, apa ada yang salah dengan pemikiran itu ?

Intinya saya disuruh diam dan berdoa, sedangkan siapapun yang pernah masuk NII pasti tau bagaimana liciknya mereka, mbaknya sms jg, agar saya jangan berpikir jauh, saya harus berpikir positif. Tapi karena sudah membaca begitu banyaknya referensi tentang kisah nyata dan kebobrokan NII, bahkan melihat sendiri hasil perbuatan mereka, makanya saya jadi nekat ingin hijrah. Pengen liat dalemnya kayak gimana sih. Saya tau kepalsuan2 Aldi, mbak T juga bilang kalo kemarin malam dia menghubungi Aldi untuk dinasehati, Aldinya masih enak kok. Alhamdulillah, emang seperti itu bagus, bisa nggak nebak pikiran Aldi? Dia mendengarkan mbaknya, tapi dalam hatinya, ada keyakinan luar biasa soal NII, dia baik pada semua orang, tapi dia msh berpikir bahwa” Kalian semua tunggu aja saatnya,” saat kebenaran yang dia pegang selama ini, akan membawa bukti sebentar lagi. Sedangkan, kita semua tau dia cuma dikibulin, dan saya juga nggak bisa jelasin banyak sama mbaknya, karena saat ini mbaknya masih percaya Aldi masih yang dulu. Saat saya bilang silahkan hubungi mbak Anlene atau pak Sidik, dia bilang saat ini dia nggak butuh dulu untuk menguhubungi sapapun, karena dia merasa Aldi masih baik2 saja, jadi didoakan saja. Tapi seperti pemikiran saya diatas, saya nggak bisa tinggal diam, mbaknya belum tau banyak, dan seolah nggak mau tau lebih dalem soal NII.

Saya berdoa dan terus membaca banyak referensi membuat saya yakin saya harus cepat bertindak sebelum Aldi begitu jauh lagi doktrinnya, orang NII sangat licik, mana mau mereka melepas Aldi.

Saya percaya ikhtiar bisa membantu saya. Tapi kata-kata mbak T sempat membuat saya ragu juga, atau apa juga mungkin lebih disebabkan karena saya yang ngalamin sendiri masalah ini? Di saat sedang bingung begitu, saya dapat panggilan hijrah dari orang NII.

Dan akhirnya tekadku sudah bulat, 1 hal lagi yang membuat saya tidak masalah untuk ikutan hijrah, saya berjanji bahwa masalah ini nggak ada sangkut pautnya dengan kuliah, bagi saya kuliah ibarat air, sedangkan masalah ini, ibarat minyak, jadi nggak akan pernah bisa tercampur, jika memang kuliah saya terganggu saya akan berhenti dari itu semua (menyelidikin NII). Akhirnya saya memutuskan untuk hijrah, dan dari ide gila ini, satu-satunya pendukung hanyalah Kak Bahtiar, yang lain agak kecewa dengan keputusan saya. Lagipula, mungkin pada saat itu hanya Kak Bahtiar yang benar2 bisa mengilhami masalah seperti ini, ada juga yang lainnya masa bodo. Dan kalo boleh jujur, saya mungkin bisa lebih tenang kalo saya tetep ikut hijrah, setidaknya saya udah selangkah lebih maju buat pantau Aldi dan saya bisa lebih mengerti bagaimana keadaan sebenarnya didalam sana.

Bersambung ke [DETIK-DETIK HIJRAH NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

SEGALA CARA DILAKUKAN DEMI NII KW 9

Bersambung dari [Menyusup NII KW 9]

Saat itu saya merasa punya peluang untuk bisa mendekati Aldi dan coba pelan2 ngelurusin logikanya dari dalam, tapi setelah saya lama balik ke kota saya karena magangnya di Jakarta udah selesai, ada keganjilan lagi dari diri Aldi, dia jadi suka marah2 lagi, saya nggak tau sebenarnya apa yang terjadi, kenapa sikap dia berubah drastis kayak gitu, dan setelah itu, sepertinya dia menutup diri dari saya, apa dia mendapat Warning dari orang2 NII?

Mungkin saat saya tazkiah via telpon sama orang2 NII, saya berusaha merempet ke masalah Aldi, kalo saya juga ingin nyelamatin Aldi. Kata mereka sekarang Aldi lagi berusaha diselamatkan sama mereka, dan mereka bilang saya harus ikhlas kalo Aldi sama orang lain (Ha-Ha).

Saat itu saya coba tekankan saya hijrah bukan karena Aldi tapi NII itu nggak respon, sampai saya telpon Aldi dan menceritakan hal tersebut. Bahwa saya hijrah sebenarnya bukan karena dia tapi mereka orang NII nggak percaya. Akhirnya belum berapa lama saya selesai telponan sama Aldi, org NII yang gak ada kabarnya lagi, tiba2 sms dan minta maaf karena omongannya membuat saya berpikiran kayak gitu. Apa itu kebetulan ? orang NII yang udah saya bilangin “ Saya nggak mau hijrah kalo umi masih berpikiran saya hijrah karena Aldi, karena nggak gitu“ , kemudian mereka nggak ada kabar,tetapi setelah selesai telponan sama Aldi, belum berapa lama orang NII minta maaf.

Bulan puasa saya mendapat panggilan hijrah, tapi saya meminta untuk ditunda setelah lebaran karena saya harus pulang ke tanah kelahiran. Dan saya juga belum siap untuk ke Jakarta lagi. Mereka sempat bilang “ Kamu masih dikhawatirkan nggak serius buat Hijrah”. Tapi saya minta dispensasi, karena takut keluarga saya jadi curiga. Dan mereka membolehkan saya hijrah setelah lebaran.

Aldi sudah duluan pulang (saya dan Aldi berasal dari kota yang sama). Aldi yang sebenarnya sudah mulai terbuka dengan saya, menjauhi saya habis2an, seolah sengaja mengatakan hal-hal yang dia pikir bisa membuat saya sakit hati, padahal kemarin2 dia keliatan seneng bgt saat saya mau ikut NII. Anehnya, sepertinya cuma sama saya sikap dia seperti itu. Apa karena saya tau kartu matinya?

Saya terus terbayang keluarga Aldi yang masih dibohongi, dan saya merasa perlu ada klarifikasi ke pihak keluarganya yang bisa diajak ngobrol dengan kepala dingin mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Dan saya memutuskan untuk menemui mbaknya yang tak jauh dari rumah saya. Waktu melihat saya datang, Mbak T itu kelihatan kurang senang dan heran melihat saya, dan tanya “ Ada apa?” . Saya meminta waktu mbaknya sebentar. Saya menjelaskan persoalan yang saya hadapi, mulai dari saya diajakkin sampai bagamana Aldi menjauhi saya dan mencoba yakinkan mbaknya kalau dia masih ikut. Bahkan saya menjelaskan perihal laptop hilang yang diakui Aldi, itu adalah modus belaka. Mbak T heran dan mengaku dia tidak tau apa-apa soal tipuan laptop itu. Jadi yang tau ternyata cuma bapak Aldi dan kakaknya. Hati saya makin miris. Saya bersyukur dari situ mbaknya setidaknya sudah mau percaya sama saya, karena sebelumnya Aldi cerita yang jelek banget soal saya ke keluarganya. Saya mencoba bertanya kira2 dia ngomong apa tentang saya, tapi saya urungkan untuk tau karena sudah pasti hati saya bakal sedih banget (He-He). Mbak T bilang “ Aduh, pokoknya kamu itu dibilangin yang jelek banget ke keluarganya. Dan sekarang keluarganya itu jengkel sama kamu.” Ternyata, apa yang dikatakan kak Bahtiar benar. Segala cara mereka lakukan agar rahasianya tetap terjaga, bahkan sampai dengan cara memfitnah seperti ini. Walau hati saya terasa sakit banget karena ternyata saya benar2 difitnah tapi saya mengurungkan niat untuk mundur. Maju terus. Saya makin penasaran orang NII itu maunya apa dan seluk beluknya.

Setelah lama mgobrol, dari pengakuan Mbak T, ternyata mbak T sendiri yang menyarankan sama papa mama Aldi kalo saya nelpon, pokoknya nggak usah diladeni (Ini kejadian yang di keluarganya Aldi dulu, saat saya kasih tau Aldi ikutan NII dan perihal menanyakan kebenaran laptop via telpon sama mama Aldi), dan ternyata memang keluarganya saat itu nggak ada 1 pun yang percaya kalo Aldi ikutan NII. Bisa jadi karena saya sudah dijelek2kin sama Aldi dan mereka berpikir bahwa Aldi tidak punya waktu untuk ikut aliran kayak gini, alhasil saya yang disebelin sama keluarganya.

Bersambung ke [MENYIBAK NII KW 9]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]