Jumat, 29 April 2011

AYAT-2 NII GADUNGAN UTK MENCUCI OTAK PENGIKUT-2 NYA

Sumber : http://kampungrison.wordpress.com/2008/10/22/teks-proklamasi-nii/

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfa’at bagi orang-orang yang beriman.”
(Al Qur’an 051:55)

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.”
(Al Qur’an 002:159)

“F A K T A” ..... versi NII Gadungan tentunya,

SIAPAPUN PRESIDEN DAN WAKILNYA – PANCASILA IDEOLOGINYA
APAPUN AGAMA PRESIDEN DAN WAKILYNA – KUHP HUKUM-HUKUMNYA

ISLAM DAN BERIMANKAH KITA DI HADAPAN ALLAH SWT?

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang seiman.

Siapakah yang dinyatakan oleh Allah Swt orang-orang yang beriman, yang mereka itu diseru untuk mematuhi Allah dan rasul-Nya secara kaffah?

- Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya; kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar beriman. (Q. Al Hujurat 15)

Dan siapakah pula yang dinyatakan oleh Allah Swt orang-orang yang kafir?

- Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Q. Al Baqarah 6)
- Hai orang-orang yang beriman, ber-Dinnul Islam-lah kamu secara kaffah (secara keseluruhan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari Dinnul Islam) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q. Al Baqarah 208-209)

- Pada hari ini, telah Aku sempurnakan Agamamu (Pedoman Hidup dan Kehidupanmu) untukmu. Telah Aku cukupkan nikmat-nikmat-Ku untukmu. Dan telah Aku ridhai (Aku setujui dan Aku restui) Islam sebagai Pedoman Hidup dan Kehidupanmu. (Q. Al Maidah 3)

- Siapa saja yang mencari (apalagi yang memakai) pedoman hidup dan kehidupan selain Dinnul Islam, maka tidaklah akan diterima (tidak dinilai ibadah) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. (Q. Ali Imran 85)

Bagi seluruh umat manusia, tidak terkecuali bangsa Indonesia yang telah bersyahadat menyatakan diri mereka Islam dan beriman, tentu mengimani Kebenaran Ketetapan Allah Swt yang tersebut di atas. Jika tidak, tentu mereka bukan orang-orang yang beriman.

Intinya adalah, tidak ada agama atau pedoman hidup dan kehidupan yang lain bagi mereka, selain Dinnul Islam dan Nabi Muhammad Rasulullah Saw adalah panutan, contoh dan tauladan bagi mereka di dalam menata dan mengatur semua aspek hidup dan kehidupan mereka, baik di kala mereka hidup sendiri-sendiri berpribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.

Berdinnul Islam secara kaffah dengan mematuhi segala perintah adalah Perintah Allah Swt yang wajib dipatuhi oleh seluruh umat Islam yang beriman, sebagaimana realisasinya yang benar telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah Saw pada masanya.

Rasulullah Saw berpribadi, Rasulullah Saw berkeluarga, Rasulullah Saw bermasyarakat, Rasulullah Saw berbangsa, dan Rasulullah Saw bernegara. Bahkan, Beliau adalah kepala negaranya. Semua aspek hidup dan kehidupan Beliau berserta umat Islam yang beriman, begitu juga yang belum beriman yang berada di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah pada saat itu, ditata dan diatur berazastunggalkan Dinnul Islam seutuhnya atau yang lazim disebut dengan “secara kaffah”.

Nabi Muhammad Rasulullah Saw tidak pernah mengajak bangsa Arab, baik yang kafir maupun yang beriman, dengan seruan Beliau yang seperti ini, misalnya: “Wahai saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Demi persatuan dan kesatuan bangsa Arab, marilah sama-sama kita rekayasa suatu ideologi yang baru, selain Dinnul Islam, kemudian kita lengkapi ideologi tersebut dengan hukum-hukum dan undang-undang serta peraturan-peraturan yang kita butuhkan. Kemudian, kita jadikan dan kita pergunakan ideologi kita tersebut berserta hukum-hukumnya sebagai satu-satunya azas pedoman hidup dan kehidupan kita berbangsa dan bernegara, baik bagi yang beriman maupun yang kafir, agar kita semua dapat selamat dan sejahtera di dunia dan akhirat”.

Pernahkah Rasulullah Saw mencontohkan ber-Dinnul Islam seperti misal ajakan Beliau yang tersebut di atas?

Bukankah misal ajakan Rasulullah Saw itu seperti kita beragama, berbangsa dan bernegara di Indonesia?

Kalaulah kita, seluruh bangsa Indonesia yang telah bersyahadat menyatakan diri kita islam dan beriman, dan kita beriman sesuai dengan Ketetapan Allah Swt dan sesuai pula dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, tentu kita tidak akan pernah berideologi yang lain, selain Dinnul Islam, Pancasila misalnya, di dalam kita menata dan mengatur semua aspek hidup dan kehidupan kita, baik di kala kita beragama, berbangsa maupun bernegara. Seluruh aktifitas hidup dan kehidupan kita, bahkan mati kita pun hingga cara penguburan mayat kita haruslah berazas-tunggalkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Itulah Ketetapan Allah Swt bagi seluruh manusia yang mau digolongkan sebagai orang-orang yang beriman, yang imbalannya, adalah Jannah. Beriman dulu yang benar sesuai dengan Ajaran-Nya, barulah kemudian beramal saleh, yang harus juga sesuai dengan Bimbingan Allah Swt dan contoh serta tauladan yang telah diberikan oleh Rasulullah Saw. Maka barulah hidup dan
kehidupan kita bernilai ibadah di sisi-Nya. Sebagaimana KetetapanNya atas penciptaan diri manusia.

- Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku.
(Q. Az-Zaariyaat 56)

Apakah Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam memang tidak berlaku atas umat Islam Indonesia?

Ataukah kita, Umat Islam Indonesia yang jumlahnya mayoritas di Indonesia ini, telah mendapatkan dispensasi atau keringanan dari Allah Swt untuk tidak berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam tetapi kita masih dianggap beriman oleh Allah Swt di hadapan-Nya?

Ataukah kita, umat islam Indonesia, yang tidak mau ber-Syariat Islam karena kita merasa berat mematuhinya, walaupun itu untuk kebaikan kita? Dan kalaupun kita mau ber-Syariat Islam, bagaimana mungkin kita dapat melaksanakannya karena kita masih tetap ber-Pancasila? Bukankah Pancasila juga mempunyai hukum-hukumnya sendiri yang harus dipatuhi oleh kita-kita yang ber-Pancasila? Sementara Allah Swt, yang kita imani dengan Dinnul Islam-Nya, juga mewajibkan kita, Umat Islam Indonesia, berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum-Nya atau Syariat Islam. Bahkan, Dia mengkafirkan siapa saja manusianya yang tidak mau, dan juga yang menolak atau tidak setuju atas pelaksanaan Syariat Islam.

Bagaimanakah kita berpedoman di dalam menata dan mengatur semua aspek hidup dan kehidupan kita sebagai orang-orang yang telah bersyahadat menyatakan diri kita Islam dan beriman di dalam berbangsa dan bernegara?

Siapa yang harus kita patuhi? Tuhan kita, Allah Swt, dengan Syariat Islam-Nya, ataukah Pancasila kita Nan Sakti dengan hukum-hukum thaghutnya?

Bukankah ini artinya kita berdualisme dalam berpedoman, alias beragama “suka-suka”? Kita beragama sesuai dengan selera kita. Mana yang cocok dengan selera kita, kita patuhi. Dan mana yang tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu kita, kita ingkari. Kita beriman akan sebagian isi Al Qur’an dan kufur akan sebagian yang lainnya. Seperti inikah Rasulullah Saw mengajarkan dan mencontohkan kepada kita ber-Dinnul Islam? Koq kita tidak bermalu mengklaim diri kita sebagai umat Beliau?

Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam tidak berlaku di Negara Republik Indonesia, karena NKRI bukanlah Negara Islam. Padahal, kabarnya, mayoritas penduduknya beragama Islam (?). Apakah ada Allah Swt memerintahkan dan meridhoi kita, seluruh Umat Islam Indonesia, untuk mendirikan suatu negara yang berideologikan ideolgi manusia dan berhukum serta berhakim kepada hukum-hukum buatan manusia alias hukum-hukum thaghut?
Sewaktu berjuang merebut kemerdekaan kita berteriak, “Allahu Akbar!” Tetapi, setelah merdeka, di mana kita letakan Ideologi dan Hukum-Hukum Allah? Koq malahan ideologi manusia dan hukum-hukum thaghutnya yang kita jadikan pedoman hidup dan kehidupan kita berbangsa dan bernegara? Dengan cara seperti inikah kita bersyukur kepada Allah Swt?

Wahai saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang seiman.

Ini adalah FAKTA cara kita beragama. Kita ber-Dinnul Islam dengan cara kita, berdualisme dalam berpedoman, bukan dengan cara Rasulullah Saw yang hanya ber-Dinnul Islam secara kaffah. Beliau tidak berideologikan yang lain, selain Dinnul Islam, dan begitu juga para sahabat serta umat Islam yang beriman lainnya pada saat itu.

Dan yang sangat naïfnya bagi kita adalah, kita selalu berdo’a memohon dan mengharapkan syafa’at beliau di kemudian hari. Tetapi ironinya adalah, disuruh beriman sebagaimana Rasulullah Saw beriman sajapun kita tidak mau. Koq, bisa-bisanya kita mengharapkan syafa’at beliau dan menginginkan Surga Allah?

Oh, alangkah rancunya kita ber-Dinnul Islam karena kita berdualisme dalam berpedoman. Kita buat tandingan bagi Ideologi Allah Swt, yaitu Ideologi Panca Sila. Dan kita anugerahkan Pancasila kita itu dengan ungkapan yang hebat, yaitu “Nan Sakti” atau Yang Sakti, walaupun kita tahu Pancasila kita Nan Sakti itu tidak bisa menciptakan apa-apa, walau sehelai rambutpun, karena memang Pancasila itu bukan apa-apa, kecuali ideologi manusia yang membawa pengikutnya ke jurang neraka.

Tidakkah cukup Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya) menjadi pedoman hidup dan kehidupan bagi orang-orang yang beriman?

Ini adalah suatu perbuatan syirik yang tidak akan pernah diampuni oleh Allah Swt, baik di dunia maupun di akhirat, kecuali kita bertaubat nasuha dengan meninggalkan Pancasila untuk selama-lamanya, dan kembali ke Dinnul Islam secara kaffah.

Apakah orang-orang yang beriman seperti kita-kita ini yang dimaksud oleh Allah Swt sebagai pewaris surga? Surga itu milik siapa? Milik Allah Swt, atau milik Pancasila kita Nan Sakti? Atau memang ada Pancasila kita Nan Sakti memiliki Surga sehingga kita mau berhukum dan berhakim kepadanya? Ataukah kita yang memang tidak mempergunakan akal sehat kita? Tetapi yang jelas, kita mendahului hawa nafsu kita yang tidak terbimbing oleh Bimbingan Allah, yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga kita tidak saja beragama suka-suka, tetapi ternyata, kita juga berbangsa dan bernegara sesuka-suka kita. Ini adalah FAKTA yang ada di depan mata kita. Maukah kita kafir selamanya sampai ajal tiba menjemput kita?

- Menetapkan Hukum itu hanyalah Hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi Keputusan yang paling baik. (Q. Al An’am 57)

- Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Namun (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (Q. Al Ma’idah 50)

- Siapa saja yang kafir sesudah beriman (karena tidak mau berhukum kepada Hukum-Hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. (Q. Al Ma’idah 5)

- Siapa saja yang memutuskan (suatu perkara) tidak menurut apa yang diturunkan Allah, berarti mereka adalah orang-orang kafir. (Q. Al Ma’idah 44)

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang seiman.

Orang-orang kafir atau masyarakat kafir, bangsa-bangsa kafir, negara-negara kafir, pemerintahan-pemerintahan kafir dan pemimpin-pemimpin kafir di seluruh penjuru bumi Allah ini tentu mereka semuanya tidak berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam karena mereka memang kafir atau tidak beriman kepada Dinnul Islam. Mereka berhukum dan berhakim kepada hukum-hukum thaghut, yaitu hukum-hukum yang dibuat oleh mereka sendiri, sesuai dengan apa yang mereka kehendaki, yang mereka anggap benar dan adil. Mereka tidak diperintahkan oleh Allah Swt untuk menata dan mengatur semua aspek hidup dan kehidupan mereka dengan berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam karena mereka memang tidak beriman kepada Dinnul Islam. Dan bagi mereka, Allah Swt telah menetapkan Ketetapan-Nya, yaitu Jahannam tempat kembali mereka. Itulah seburuk-buruknya tempat kembali.
Hanya orang-orang yang beriman atau masyarakat yang beriman, bangsa-bangsa yang beriman, negara-negara yang beriman dan para pemimpin yang beriman yang tidak berideologikan yang lain, selain Dinnul Islam, yang mau dengan ikhlas karena iman, menata dan mengatur semua aspek hidup dan kehidupan mereka dengan berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Dan ber-Dinnul Islam secara kaffah dengan mematuhi segala Perintah, termasuk berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam hanya dapat dilaksanakan di suatu Negara atau Pemerintahan yang berazas-tunggalkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, yaitu yang lazim disebut dengan Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Daulah Khilafah Islamiyah tersebut tidaklah mungkin terbentuk dengan sendirinya atau orang-orang kafir yang mendirikannya kemudian dipersembahkan kepada Umat Islam Indonesia untuk mengelolanya. Ini adalah suatu hal yang mustahil. Tetapi sayang, sedikit sekali di antara kita yang memikirkannya. Padahal, Allah Swt telah mengisyaratkan dan Rasulullah telah mencontohkan kepada orang-orang yang beriman untuk memiliki suatu wadah pemerintahan yang berazas-tunggalkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

- Wahai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul(Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q. An Nisa’ 59)

Bahkan di dalam tatanan Pemerintahan Islam sekalipun di mana ada orang-orang kafir atau non muslim yang di lindungi oleh Pemerintah atau Negara Islam, Allah Swt telah memperingatkan kita untuk berhati-hati di dalam memilih para pemimpin, jangan sampai Pemerintahan Islam tercemar dengan unsur-unsur kafirun dan munafikun.

- Hai orang-orang yang beriman, jangan kamu jadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Siapa saja di antara kamu memilih mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim. (Q. Al Ma-idah 51)

- Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang-orang beriman. Siapa saja yang berbuat demikian, niscaya dia tidak akan memperoleh apa pun dari Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembalimu. (Q Ali Imran 28)

- Wahai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka memilih kekafiran daripada keimanan. Siapa saja di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Q. At-Taubah 23)

Akankah kita beriman di kala kita berbangsa dan bernegara sesuai dengan Petunjuk dan Ketetapan Allah Swt seperti apa yang disampaikan di atas agar kita tidak tergolong orang-orang yang merugi di kemudian hari, ataukah kita harus selamanya beragama seperti nenek moyang kita beragama walaupun mereka tidak berada di atas Kebenaran Illahi?

Oleh sebab itu, marilah kita semua, Bangsa Indonesia yang telah bersyahadat menyatakan diri kita Islam dan beriman, bertaubat nasuha dengan meninggalkan semua ideologi yang bukan Ideologi Allah, Pancasila misalnya, dan kembali ke jalan yang benar, yaitu Ideologi Allah – Dinnul Islam – Al Qur’an dan Sunnah Rasul agar kita semua dapat selamat di dunia dan akhirat.

- Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menta’ati orang-orang yang kafir, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (menjadikan kamu kembali kafir), lalu jadilah kamu orang-orang yang merugi. (Q. Ali Imaran 149)

- Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. (Q. Ali Imran 32)

- Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur’an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. (Q. Al Qasas 85)

Wahai saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang seiman.

Sebagai Bangsa Indonesia yang telah bersyahadat menyatakan diri kita Islam dan beriman, maka haruslah kita sadari dan kita insyafi bahwasanya:

1. Pancasila bukanlah Agama Islam. Bahkan, bukan pula agama Bangsa Indonesia. Dan Agama Islam tentu bukan pula Pancasila karena Pancasila memang bukan Agama. Maka benarlah pernyataan para pancasilaist, “Pancasila bukan agama!”.

2. Pancasila adalah ideologi manusia, sedangkan Dinnul Islam adalah Ideologi Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Allah Swt, Tuhannya orang Islam yang benar-benar beriman, yang beriman sesuai dengan Petunjuk dan Ketetapan-Nya.

3. Ber-Pancasila bukanlah berarti ber-Dinnul Islam ataupun beragama yang lain karena tidak ada satupun agama yang dianut oleh bangsa Indonesia yang berakidahkan Pancasila. Berdinnul islam bukanlah berarti berpancasila karena memang tidak ada sangkut pautnya diantara Dinnul Islam dengan Pancasila. Sungguh sangat nyata perbedaannya. Bagaikan siang dengan malam. Yang satu adalah Ideologi Allah Swt, Yang Haq, dan yang lain adalah ideologi manusia atau Yang Bathil. Al Qur’an adalah pembeda diantara yang Haq dan yang Bathil.

4. Berpancasila berarti harus berhukum dan berhakim kepada hukum-hukum Pancasila, yaitu hukum-hukum yang dibuat oleh manusia. Diberlakukan atas seluruh bangsa Indonesia. Suka atau tidak suka, wajib dipatuhi oleh seluruh warganegara Republik Indonesia yang berazastunggalkan Pancasila. Kalau tidak dipatuhi, tentu ada sanksi atau hukumannya, baik pidana maupun perdata.

5. Beragama Islam berarti harus pula berhukum dan berhakim kepada hukum-hukum Islam atau Syariat Islam, yaitu Hukum-Hukum yang Diciptakan dan Diwajibkan oleh Allah Swt atas seluruh umat manusia yang telah bersyahadat menyatakan diri mereka Islam dan beriman agar dapat diakui oleh Allah Swt, sesuai dengan Ketetapan-Nya, sebagai orang Islam yang benar-benar beriman. Dengan kata lain, bagi manusia yang telah bersyahadat menyatakan dirinya Islam dan beriman, dengan suka rela ataupun terpaksa, mereka harus berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum Allah, karena kalau tidak, berarti mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Dan fakta membuktikan, memang orang-orang yang tidak beriman alias orang-orng kafir yang tidak berhukum dan berhakim kepada Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam di dalam mereka menata dan mengatur semua aspek hidup dan kehidupan mereka di dunia ini.

6. Allah Swt mengkafirkan siapa saja manusianya yang tidak mau beriman kepada Dinnul Islam, dan yang memutuskan suatu perkara tidak menurut apa yang telah diturunkan-Nya. Dia juga menjadikan kembali kafir di hadapan-Nya, siapa saja manusianya yang telah bersyahadat menyatakan dirinya Islam dan beriman, tetapi tidak mau menerima atau menolak Hukum-Hukum Allah atau Syariat Islam diberlakukan atas dirinya, atas keluarganya, atas masyarakatnya, atas bangsanya dan atas negaranya. Maka hapuslah amalannya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.

7. Sesungguhnya Allah Swt telah memberi kebebasan kepada manusia untuk menentukan pilihannya, di antara keimanan dan kekafiran, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari seperti apa yang telah menjadi Ketetapan-Nya berikut ini.

– Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka siapa saja yang ingin (beriman) silahkan ia beriman dan siapa saja yang ingin (kafir) silahkan ia kafir. (Q. Al Kahf 29)

8. Dan apabila kita mengikuti dan mematuhi dengan senang hati alias ridho kepada para pemimpin dan pembesar negeri yang kafir, yang memimpin tidak berazastunggalkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, maka kita akan menerima balasan seperti apa yang telah menjadi Ketetapan Allah Swt berikut ini.

- Tidakkah kamu perhatikan orang-orang (para pemimpin) yang telah menukar nikmat Allah (Bimbingan Allah) dengan kekafiran (yang bukan Bimbingan Allah) dan menjatuhkan pengikutnya (rakyatnya) ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruknya tempat kediaman.
(Q. Ibrahim 28 – 29)

– Orang-orang (para pemimpin) kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah (tandingan bagi Ideologi Allah) supaya mereka menyesatkan (rakyatnya) dari Ideologi-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah kamu karena sesungguhnya tempat kembalimu adalah neraka.” (Q. Ibrahim 30)
- Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Tetapi mereka masih mau berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya. ( Q. An Nisa’ 60)

- Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati)mu.
(Q. An Nisa’ 61)

– Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Q. An Nisa’ 65)

– Apakah kamu beriman (mendengar dan mematuhi) kepada sebahagian Al Kitab (Bimbingan Allah) dan kafir (mendengar dan mengangkangi) terhadap sebahagian yang lain? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. (Q. Al Baqarah 85)

– Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir), mereka itulah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya (dedongkot kafir). Kami telah menjadikan untuk orang-orang kafir seperti itu siksaan yang menghinakan. (Q. An Nisa’ 150-151)

- Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang dzalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. (Q. Al An’am 44 – 45)

- Siapa saja yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
(Q. An Nahl 106-107)

– Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukanlah orang-orang yang beriman.
(Q. Al Baqarah 8)

- Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), untuk kekafiran dan untuk memecah belah (persatuan dan kesatuan) di antara orang-orang yang beriman, serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka dengan pasti bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam sumpahnya).
(Q. At Taubah 107)

- Jangalah engkau melaksanakan sholat dalam masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih (akidahnya).
(Q. At Taubah 108)

– Demi masa.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasehati untuk menta’ati kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. (Q. Al ‘Asr 1-3)

– Dan ta’atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.
(Q. Ali Imran 132)
Wahai saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang seiman.

Jadi sudah jelaslah bagi kita, seluruh Umat Islam Indonesia, bahwasanya kalau ada di antara kita, siapa pun dia adanya dan apa pun status sosial dan profesinya, yang telah bersyahadat menyatakan dirinya Islam dan beriman, tetapi pada kenyataannya, dengan suka rela dan senang hati mengambil dan menjadikan Ideologi Pancasila berserta undang-undang dan hukum-hukumnya sebagai pedoman hidup dan kehidupannya, baik untuk dia berpribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara, maka dia sesungguhnya bukanlah tergolong orang-orang yang beriman di hadapan Allah Swt.

- Katakanlah: “Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling merugi perbuatannya?”. Yaitu orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat.

- Berkatalah orang yang beriman,
“Wahai kaumku!
Ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar.

Wahai kaumku!
Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.

Siapa saja mengerjakan perbuatan jahat, maka dia akan dibalas sebanding dengan kejahatan itu. Dan siapa saja mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tidak terhingga.

Dan wahai kaumku!
Bagaimanakah ini, aku menyerumu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeruku ke neraka?

(Mengapa) kamu menyeruku agar kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang aku tidak mempunyai ilmu tentang itu, padahal aku menyerumu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun?

Sudah pasti bahwa apa yang kamu serukan aku kepadanya bukanlah suatu seruan yang berguna baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya tempat kembali kita pasti kepada Allah, dan sesungguhnya orang-orang yang melampui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka..

Maka kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku menyerahakn urusanku kepada Allah. Sungguh Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. (Q. Al-Mu’min 38 – 44)

- Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu Ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan siapa saja mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.
(Q. Al-Ahzab 36)

- Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

Dan ikutilah sebaik-baiknya apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur’an) dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu secara tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya”. (Q. Az-Zumar 53 – 55)

Wahai saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang seiman.

- Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al Qur’an), mereka itu dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat, kecuali mereka yang telah bertaubat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya), mereka itulah yang Aku terima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. (Q. Al Baqarah 159-160)

- Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari padanya?
(Q. As-Sajdah 22)
PEMILU 2014 telah di depan mata
Saat yang tepat untuk kita bertaubat nasuha
Kalau kita memang masih beriman kepada-Nya
Tentu kita tidak akan dapat menyertainya, karena Allah Swt melarangnya.

Para pemimpin yang dipilih
Dan semua rakyat yang memilih
Semua mereka wajib berhukum dan berhakim kepada hukum-hukum Pancasila
Itulah yang membuat kita menjadi kembali kafir di hadapan-Nya

Membersihkan qalbu setiap hari
Setelah bersih, dengan apa diisi?
Apakah diisi dengan Pancasila Nan Sakti
Ataukah diisi dengan Wahyu Illahi?

Inilah fakta hidup dan kehidupan kita
Bangsa Indonesia yang telah menyatakan diri kita Islam dan beriman
Ternyata di hadapan Allah kita belum beriman
Karena kita masih mau berideologi yang lain selain Dinnul Islam, yang membuat kita tidak berhukum dan berhakim kepada Syariat Islam

Ini hanyalah sebuah peringatan
Yang disari dari kitab suci Al Qur’an.

Mau beriman, silahkan beriman
Mau kafir, silahkan kafir
Sudah jelas mana yang haq dan mana yang bathil
Orang lain tidak menanggung dosa orang lain

Maha Suci Allah Yang Mengkafirkan manusia yang tidak mau berhukum dan berhakim kepada hukum-hukum-Nya. Dan hukum-hukum-Nya hanya dapat dilaksanakan di Pemerintahan Islam, suatu pemerintahan yang berazastunggalkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Dan Pemerintahan Islam tidak akan pernah ada sampai hari kiamat kalau umat islamnya tidak pernah mau mengadakannya.

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain Dia. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya). (Q. Al A’raf 3)
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (Q. Al Buruj 10)

Dan siapa saja yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal dia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya. (Q. An Nisa’ 93)

Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (Q. An Nisa’ 150-151)

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q. Al Baqarah 208-209)

Apakah kamu beriman (mendengar dan mematuhi) kepada sebagian Al Kitab (Bimbingan Allah) dan kafir (mendengar dan mengangkangi) terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (Q. Al Baqarah 85)


Sumber : http://kampungrison.wordpress.com/2008/10/22/teks-proklamasi-nii/

MAKNA NAIK HAJI BAGI NII GADUNGAN

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/04/28/142314/1627720/10/nii-kw-9-berhaji-k...

NII KW 9 Berhaji ke Al Zaytun Tiap 1 Muharam Nurvita Indarini - detikNews

Jakarta - Ini pengakuan seorang mantan anggota Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah (NII KW) 9. Sejak awal bergabung, dia tidak pernah dikenalkan rukun Islam. Layaknya umat Islam, NII KW 9 juga berhaji. Tapi, Tanah Suci bagi mereka adalah Ponpes Al Zaytun.

"Saya tidak mengenal materi rukun Islam sejak awal bergabung. Karena bagi mereka, Islam adalah yang masuk dan dibai'at NII KW 9. Selain itu, kafir," ujar mantan anggota NII KW 9, Bahtiar, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (28/4/2011).

Bahtiar bergabung dengan NII KW 9 pada 1994. Kala itu, dia masih duduk di semester 3 Jurusan Teknik Fisika UGM. Selama hampir dua tahun dia menjadi warga NII, Ponpes Al Zaytun belum berdiri. Saat itu, anggota NII KW 9 diberi tahu adanya program pembelian surga. Artinya, uang-uang yang diserahkan anggota merupakan wujud pembelian kavling surga.

"Saat saya masih jadi anggota NII KW 9, ternyata ada program pembebasan tanah di Indramayu yang kemudian dibangun Al Zaytun itu. Nah, bagi NII KW 9, yang namanya naik haji itu adalah berkunjung ke Al Zaytun setiap 1 Muharam kalender Hijriyah," terangnya.

Menurut keterangan orang-orang yang pernah 'berhaji', imbuh Bahtiar, mereka diberi tahu kalau Al Zaytun yang megah dibangun dari dana yang telah mereka sumbangkan. Di sana mereka juga diberi materi untuk menguatkan pemahamannya akan NII KW 9.

"Di sana mereka bisa bertemu dengan anggota NII KW 9 lainnya, bisa berkenalan dengan yang lain untuk memupuk rasa kebersamaan. Kalau di waktu biasa, anggota NII hanya bertemu dengan pemimpin di atasnya, tidak dibolehkan bertemu dengan anggota lain di luar jalur komando," jelas Bahtiar.

(vit/fay)

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/04/28/142314/1627720/10/nii-kw-9-berhaji-k...

MAHASISWI UNIMED MEDAN HILANG KARENA NII GADUNGAN

Jeni Arista Andini

From    : Mhd Nasuhan (nasuhanmhd@yahoo.co.id)
to    : bahtiar@gmail.com
date    : Wed, Apr 27, 2011 at 10:25 PM
subject    : KORBAN NII KW 9

As.Wr.Wb Pak Bahtiar, saya Pak Nasuhan, kemanakan saya yang hilang sejak bulan Maret 2008, ketika aktif kuliah di UNIMED MEDAN beserta dua orang rekan sekelasnya dan sekaligus teman satu kamar kost di Jl.Pelita kampung durian Medan, ketiganya sampai detik ini Rabu 27 April 2011 belum pernah dapat kabar beritanya dimana dan bagaimana kabar anak-anak kami berada.

Kami sudah berusaha semaximal mungkin untuk mendapatkan kemanakan kami tersebut baik melaporkan kepihak yang berwajib dari Polresta Kota Binjai, Polresta Kampung durian tempat kejadian hilangnya kemanakan kami hingga kami sudah melaporkan ke POLTABES MEDAN dan kami sudah memasukan ke media masa koran Harian Post Metro dan ke pihak Kampus dimana mereka berkuliah, namun hingga detik ini juga belum membuahkan hasil, kami sekeluarga memohon kepada saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air untuk dapat memberitahukan kepada kami pihak keluarga jikalau mengetahuai kemanakan kami berada.

Nama-nama kemanakan kami yang hilang beserta biodatanya :

Nama              :     Jeni Arista Andini
Tpt/Tgl Lahir     :     Binjai / 1 Januari 1987
Alamat            :     Jl.Mayjend Sutoyo No.50 Kel.Sukamaju Kec.Binjai Barat Kota Binjai Prov.Sumatera Utara Indonesia
Umur              :     24 Tahun
Status            :     Mahasiswi Unimed Medan Stambuk 2005,Jurusan PGSD

Jeni Arista Andini lebih akrab dirumah dipanggil Rista, jika teman sekolah dan kampus selalu dipanggil Jeni atau Rista

1. Tamat sekolah SD Inpres psr.X kel. Sukamaju binjai Barat tahun 1999,
2. Tamat SLTP/SMPN 10 Binjai tahun 2002 ,
3. Tamat SMU Taman Siswa Binjai tahun 2005,
4. Menjadi mahasiswi UNIMED jurusan PGSD stambuk 2005

dan hilang tidak tau keberadaannya bulan Maret 2007 hingga sekarang beserta teman sekampus dan sekamar kostnya bernama : EFRIDA dan PITA, hingga sekararang belum ada kabar berita keberadaan mereka.

Berikut ini foto Jeny Arista Andini, panggilan di keluarga Rista, panggilan teman2 di kampus Jeny dan sebelum hilang, ketika setelah diformat oleh anggota NII KW 9, diberi nama Melly, foto ini dicetak tahun 2005 ketika mau kuliah di UNIMED Medan


Jeni Arista Andini

-----

Kepada pembaca website ini di manapun berada, yang mengetahui keberadaan Sdri. Jeni mohon menghubungi orang tuanya atas nama : Bapak Nasuhan HP : 08126 4443 00 atau saya Bahtiar 08132 8484 289

Kamis, 28 April 2011

MOHON DIBANTU, 2 ADIK SY PERGI KRN NII GADUNGAN

NENI DAN NUNI


From : Yayah Suratiyah (yayahsuratiyah@yahoo.com)
To : bahtiar@gmail.com
Date : Wed, Apr 27, 2011 at 10:00 PM
Subject : MOHON DIBANTU MENCARI KEDUA ADIK SAYA

Assalamualaikum Wr Wb,

Berikut data2 dua org adik2 sy yang pergi karena NII Gadungan :

1. Nama : Neni Mindayani (Neni)
Lahir : Mei 1975
Pendidikan trakhir : D1 LPK santa Ursula Angktn 1994/1995

2. Nama : Juhardini ( Nuni )
Lahir : Agustus 1979
Pendidikn trakhir D3 Adm Niaga Univ Indonesia Angktn 1997


Kami 7 saudara semuanya prempuan, sy anak trtua, sedangkan Neni anak ke 6 dan Nuni anak bungsu. Sbetulnya sblum merka msk kelompk NIIZ, adik sy ank ke 4 brnama Ella Karmila sdh brsuami lbh dulu msk kelmpk tsb yg kmudian mengjak 2 adiknya. Adk sy Ella juga tdk ingin brhub lg dg kel.

Beberapa kl kami kermhnya menanyakn kberadaan Neni dan Neni, tp slalu mengatakn tdk tahu, bhkan kami prnah melaporkannya ke polisi agr memberitahukan keberadaannya tetap saja tdk mau mengatakannya.Blm lm ini ortu sy main kermhnya tetapi tdk dianggap seditpun bhkn minumpun tdk diberikan.

Sblum meninggalkan rmh kedua adik sy sdh bekerja sbg karyawan di TVRI sub bag Berita Bahasa Inggris. Banyak kejanggalan trhdp sikap kedua adik sy stelah ikt kelmpk tsb, berani membantah ortu, tdk membrikan uang kpd ortu yg biasa dibrikan stlah mndpt gaji. Biasanya royal trhadp uang unk keponakan2/ saudara2nya. Kl ibu sy minta uang unk bayr listrik yg biasanya dibyr mrk, slalu mrengatakn ngga ada dah hbs. Ibu sy punya firasat kl uang mrk diserahkan unk kelmpk. Kedua orng tua sy dan sy sendiri sring menasehati mereka tp mereka slalu brdalih bhw apa yg mereka lakukan adalah perintah Allah brdasarkan Alquran. Sy prnah mengatakn bhwa pemahaman ajarannya tdk sesuai dg alquran dan sunah Rasul. Krna sering kami brikan masukan2/ nasehat2 dll, akhirnya mrka pergi unk menghindarinya spy tdk trpengaruh .

Mereka prgi th 2001 pd hari Raya/ lebaran. Pd saat itu kami sekeluarga ingin brlebaran ke tempt saudara, mereka tdk mau ikut,. Pd saat kami kembali pulang mrka pergi dg meninggalkan sepucuk surat.

Kel kami tingal di Komplk Prmhan DPRRI Kelapa Dua no 69 Kebon Jeruk Jak Bar, no telp Rmh 0215324795. HP sy 081369212163. Sudah banyak upaya2 pencarian mereka, lapor Polisi, kami prnah ke daerah Manggarai tmpt pengaduan korban NIIZ, bhkn wkt itu kami membeli buku dr org tsb (sy lupa namanya) yg brjudul Pesantren Alzaytun sesat.

Kami prnah minta bantuan media ( radio ) tetapi blm juga membuahkan hasil. Sejak sy lulus dr IKIP Jkt th 1985 sy mengajar dan tinggal di Bandar lampung sampai sekarang. Demikianlah yg bs sy sampaikan brkaitan dg kedua adik2 sy, mudah2an Mas bahtiar dan tmn2 Mantan NII Gadungan yg peduli trhdp korban2 NIIZ berkenan membantu kami.

Wassalam

----

Isi surat yg ditulis Neni dan Nuni :

Assalamualaikum Wr Wb.

"Mama dan mimi ( panggilan unk ayh, ibu kami ), Neni dan nuni ngga akn pulang lagi jadi ngga usah lg mikirin dan kuatir sama kita atau sampai nangis segala krn itu hanya nyusahin mama dan mimi aja. Neni dan Nuni udah dewasa sdh bisa nilai mana yg benar dan salah. Kita brdua yakin inilah jalan yg benar karena ikuti Allah dan Rasulnya. Juga apa yg kita lakukan semuanya adalah tanggung jawab kita krn setiap diri bertanggung jawab atas dirinya. Kitapun brbuat ini bukan mengikuti kata gurunya tapi semata2 ikut kepada ayat Allahnya, juga karena takut kita kepada Allah lebih besar dari yang lain. Masalah rizki Neni dan Nui yakin itu akn Allah kasih, so don't worry.

Kalau mama dan mimi mau ikut jalan yg sama dg kita yaitu ikut ayat Allahnya, insya Allah kita akan brkumpul kembali seperti dulu dan semua itu atas petunjuk Allah. Sehubungan dengan ini juga Neni dan Nuni minta supaya mama dan mimi jangan brtanya lagi tentang kita pada Ella dan suaminya ( kakak mereka yg mengajak mereka). Karna yg kita lakukan yang tahu hanya kita, mereka tdk tahu apa2 dan jangan dikait-kaitkan mereka dg kita. Itu yang bisa kita sampaikan supaya mama dan mimi brpikir. Hidup itu ada yg lebih besar lagi dg Quran yang akan ditanya dan diminta pertanggungjawaban.
&n bsp; dari Neni & Nuni"

----

Kepada Saudari Neni dan Nuni yang kebetulan membaca tulisan ini ataupun pengikut NII yang masih aktif dan kenal dengan kedua saudari tersebut. Tolong sampaikan untuk direnungkan kembali kepergian Anda berdua dari rumah, apakah hati nurani Anda membenarkan untuk menjalankan Isi Al Qur'an harus memutuskan tapi silaturahim antara Ibu dengan Anak ?

Saudari Neni dan Nuni, kalau memang NII tersebut sudah menjadi jalan hidup Anda, tentu orang tua sudah ikhlas dan pasrah. Tapi sempatkanlah untuk menengok Ibu yang sedang sakit karena rindu bertemu dengan Anda.

Sempatkanlah untuk pulang, rangkulkan Ibu Anda yang sudah sangat ingin melihat kedua anak kandungnya .....

----

Kepada pembaca budiman yang mengetahui keberadaannya untuk mengabarkan kepada keluarga di alamat :
Komplek Perumahan DPR RI Kelapa Dua no 69 Kebon Jeruk Jakarta Barat,
Telp 0215324795 & HP 081369212163.

BEDA NII ASLI DENGAN GADUNGAN ?

Pertanyaan melalui facebook : http://m.facebook.com/awasniizaytun

From : Seseorang Hari ini jam 5:50

Assalamu 'alaikum, Pak.

Mau tanya tentang NII. Apa NII yang asli (yang mengikuti pemikiran Kartosuwiryo) masih ada? Kalo masih ada, bagaimana cara membedakan mereka dengan yang NII KW 9? Jazakallah.

Wassalamu 'alaikum.

----

Jawaban :

Wa'alaikum salam Sdr/i Seseorang,

Masih ada, tapi mereka tidak pernah menunjukkan nama atau mengaku sebagai NII Aseli.

Yang membedakan mereka dengan NII KW 9 Panji Gumilang Mahad Zaytun Indramayu atau NII Gadungan adalah mereka selalu menunjukkan tingkah laku atau perilaku yang sopan, berbudi pekerti yang adi luhung, dan berakhaq Qurani atau Islami.

Representasi NII Aseli dapat dibaca pada website http://darul_islam.tripod.com/

Dalam website tersebut mereka juga mewanti-wanti pada generasi muda dan masyarakat luas agar hati-hati bila ada yang mengaku NII tapi saat mengajak/merekrut dengan cara paksa ataupun menjebak, mudah mencaci maki/mengkafirkan orang lain, dan UUD - Ujung Ujungnya Duit - itu pasti NII Gadungan

Salam,
bahtiar
08132 8484 289
Eks Pengikut NII Gadungan
FB : http://m.facebook.com/awasniizaytun

KELEMAHAN NII GADUNGAN DALAM MENAFSIRKAN AYAT AL QURAN

Pertanyaan :

From : seseorang@.......com
Wed, Apr 27, 2011 at 7:27 PM
To : bahtiar@gmail.com


Salamun'alaikum wr. wb...

ane bingung harus cari bantuan kmn...
terkait temen ane yang sepertinya ikut nii..
tp ane sulit skali mengorek infonya, dia orangnya tertutup. dan dia pun seorang ikhwan dan saya akhwat jadi ada batasan2. gmn cara buat dia lebih terbuka lg, biar ane yakin klo dia masuk nii...
dia d back up oleh kakanya yg mungkin sudah jauh lebih lama terjun di nii.
boleh ane minta ayat2 apa saja yg sering nii pake tuk meyakinkan calon anggotanya?
berikut dgn sanggahan tafsiran mereka...
he, mohon maaf banyak direpotkan...

jazakumullah khoir atas sgala bantuannya...

----------

JAWABAN : Wa'alaikum salam Sdri. Akhwat

NII menggunakan segala ayat untuk memperngaruhi calon korban yang direkrut-nya. Semua ayat akan diartikan sebagai sistem / dien, iman, hijrah, dan jihad.

NII hanya mengandalkan "rasional akal" saja dalam memahami ayat, demi mendapat uang / harta dari pengikut2nya dalam istilah sadaqah, pencucian dosa ataupun infaq.

Kelemahan NII dalam menafsirkan ayat adalah : :"tidak menggunakan referensi yang jelas", hanya "memodifikasi" dari terjemahan yang ada untuk "dipaksa" dicocokan dengan kondisi yang ada saat ini.

Sedang cara memahami ayat yang benar harus mengacu pada :

1. Asbabun Nuzul yaitu sebab-sebab dan peristiwa yang menyertai suatu ayat saat diturunkan

2. Penjelasan dari Nabi saat ayat tersebut diturunkan, yaitu berupa Hadis Shohih yang jelas riwayat / perowi dan matan / isi hadist tersebut, menghindari penggunaan Hadist dhaif.

3. Asbabul Wurud yaitu kisah-kisah yang menyertai saat Hadist disampaikan Nabi untuk menjelaskan makna suatu ayat.

4. Karena kita tidak hidup di jaman Nabi, maka untuk memahami suatu ayat kita harus "studi banding" dengan kitab-kitab tafsir dari sahabat nabi, para tabi'in, ahli-ahli tafsir alim ulama yang termashur dan terpercaya. Seperti tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Qurthubi, Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, dan tokoh2 lainnya.

Demikian Sdri. Akhwat ...

Jadi bila Anda didekati orang2 NII Gadungan tersebut tanyakan saja :

Asbabun Nuzulnya bagaimana ?

Sunnah atau Hadist Shohih Mutawatir apa saja yang menguatkan ayat tersebut ?

Asbabul Wurud Sunnah atau Hadist yang menguatkan tersebut ?

Dan Referensi / Acuan Kitab Ahli Tafsir siapa saja yang menguatkan makna ayat tersebut ?

...........

Salam,
Bahtiar
Eks NII Zaytun
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com

Rabu, 27 April 2011

TIGA (3) LANGKAH UTAMA MENYADARKAN ANAK-ANAK KORBAN NII GADUNGAN

Pertanyaan :

From : seseorang@xxxx.com
Wed, Apr 27, 2011 at 10:30 AM
To: bahtiar@gmail.com

Assalammu'alaikum wr.wb.

Pak Bahtiar, salam kenal sebelumnya, saya seorang Bapak yang tinggal di sebuah kota di Pulau Jawa. Mohon maaf bila saya tidak bisa menjelaskan identitas saya semuanya.

Saya mau konsultasi berkaitan dengan anak saya. Dia mahasiswa semester 6, laki2, nilai2 kuliahnya semester 1-3 lumayan bagus, tapi baru saja ketahuan kalo selama semester 4-6 dia hampir nggak pernah masuk kuliah, ujian juga tidak datang. Alhasil nilai IPK dia hancur. Selama ini dia selalu pamit kalo kuliah, pulang selalu malam hari dengan alasan mengerjakan tugas bersama teman-temannya. Dia seringkali minta duit untuk beli buku dst. Sering mencuri uang dan perhiasan punya ibunya.


Setiap kali kita tanya kenapa dia nggak pernah kuliah dan ikut ujian, tidak pernah dijawabnya, dia selalu berjanji mau kuliah lagi tp kenyataannya dia berbohong. Yang ingin saya tanyakan apakah dia sudah dipengaruhi oleh NII yang sedang marak saat ini, sehingga tidak ada rasa kasihan sama sekali pada orang tuanya dan tidak pernah merasa bersalah kalo selama ini dia sudah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan orang tuanya. Trus bagaimana caranya menyadarkan dia yang sudah terlanjur spt itu ?

Terima kasih sebelumnya. Mohon masukan dari Pak Bahtiar.

Wassalammu'alaikum wr wb


=====


Jawaban :

Wa'alaikum salam Bapak di suatu kota di Pulau Jawa.

Sekilas dari yang Bapak ceritakan di atas, memang modus dan cara-caranya mirip dengan Ajaran NII Gadungan. Ajaran tersebut merubah seorang anak yang baik menjadi tertutup dan berani pada orang tuanya.

Bila dia sering pulang malam itu karena aktitivas koordinasi (tazkiyah) dengan kelompoknya atau sedang merekrut (tilawah) anggota baru.
Suka meminta bahkan mencuri uang dari siapapun termasuk tega pada orang tuanya sendiri untuk disetor pada kelompoknya.

Untuk menyadarkan anak Bapak, caranya :

1. Kumpulkan semua bukti-bukti perubahan tingkah laku selama ini, semenjak masih semester satu hingga sekarang. Sejak masih sebagai anak yang baik kemudian berubah menjadi anak yang tertutup, suka meminta uang, bohong, bersandiwara, bahkan melawan orang tuanya.

2. Buat pertemuan keluarga inti yang melibatkan : Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, semua Paman, Tante, dan Saudara-saudara kandungnnya untuk menasehati dia.

3. Bila belum sadar juga, sita semua alat komunikasinya, paksa dan bawa ke pondok pesantren terdekat. Ceritakan masalah ini pada pimpinan pondok pesantren, Insya Allah anak Bapak akan dirukyat (hipnoterapi) kemudian diberi dasar-dasar pemahaman agama dari awal oleh pimpinan pondok pesantren tersebut.

Demikian Pak, bila ada yang ditanyakan silahkan kirim email lagi.

Hormat saya,
Bahtiar
HP. 08132 8484 289
Eks Pengikut NII Zaytun

Selasa, 26 April 2011

NASIB PARA SANTRI MAHAD ZAYTUN & PARA PENGIKUT NII GADUNGAN

Semoga menjadi pertimbangan para Orang Tua yang ingin menyekolahkan anak-anaknya dan pertimbangan para Generasi Muda dalam proses pencarian jati diri

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/04/15/184444/1618528/10/mui-al-zaytun-nii-...

Jumat, 15/04/2011 18:44 WIB
MUI: Al Zaytun & NII KW 9 Berkaitan, Ajarannya Menyimpang Iin Yumiyanti - detikNews

Jakarta - Tim Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2002 pernah meneliti kaitan antara Negara Islam Indonesia (NII) dengan Pesantren Al Zaytun, Indramayu. Hasilnya, memang ada penyimpangan dari ajaran Islam.

"Ya saya kira hasilnya itu ditemukan kaitan kepemimpinan antara Al Zaytun dengan NII KW 9, pemimpinnya yaitu Panji Gumilang," jelas Ketua MUI Ma'ruf Amin ketika dihubungi detikcom.

Penelitian itu, jelas Ma'ruf dilakukan pada mantan pengajar Al Zaytun, informasi berbagai pihak dan sumber-sumber. Hasilnya, terdapat penyimpangan dalam ajarannya.

"Ada penyimpangan dalam pemahamannya, misalnya soal zakat, nabi," jelas Ma'ruf.

Apakah dari penelitian soal penyimpangan ditemukan masalah kriminal? "Kita tidak sampai ke sana. Kita baru meneliti soal pemahaman dan ditemukan adanya pemahaman yang menyimpang," jawab Ma'ruf.

Dari arsip 5 Oktober 2002, berikut hasil penelitian tim MUI:

1. Ditemukan indikasi kuat adanya relasi (hubungan) antara ma’had Al-Zaytun (MAZ) dengan organisasi NII KW IX. Hubungan tersebut bersifat historis, finansial, dan kepemimpinan.
1. Hubungan historis: kelahiran MAZ memiliki hubungan historis dengan organisasi NII KW IX.
2. Hubungan finansial: adanya aliran dana dari anggota dan aparat teritorial NII KW IX yang menjadi sumber dana signifikan bagi kelahiran dan perkembangan MAZ.
3. Hubungan kepemimpinan: kepemimpinan di MAZ terkait dengan kepemimpinan di organisasi NII KW IX, terutama pada figur AS Panji Gumilang dan sebagai pengurus yayasan.

2. Terdapat penyimpangan paham dan ajaran Islam yang dipraktikkan organisasi NII KW IX. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara lain dalam hal mobilisasi dana yang
mengatasnamanakan ajaran Islam yang diselewengkan, penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang dan mengafirkan kelompok di luar organisasi mereka.

3. Ditemukan adanya indikasi penyimpangan paham keagamaan dalam masalah zakat fitrah dan kurban yang diterapkan pimpinan MAZ, sebagaimana dimuat dalam majalah Al-Zaytun.

4. Persoalan Al-Zaytun terletak pada aspek kepemimpinan yang kontroversial (AS Panji Gumilang dan sejumlah pengurus yayasan) yang terkait dengan organisasi NII KW IX.

5. Ada indikasi keterkaitan sebagian koordinator wilayah yang bertugas sebagai tempat rekrutmen santri MAZ dengan organisasi NII KW IX.

Berdasarkan kesimpulan di atas, Tim MUI merekomendasikan beberapa hal kepada Pimpinan Harian MUI:

1. Memanggil pimpinan MAZ untuk dimintai klarifikasi atas temuan-temuan yang didapat dari investigasi Tim Peneliti MAZ MUI.

2. Dikarenakan persoalan mendasar MAZ terletak pada kepemimpinannya, diharapkan Pimpinan Harian MUI dapat mengambil inisiatif dan langkah-langkah konkret untuk membenahi masalah kepemimpinan di MAZ.

3. Pimpinan Harian MUI agar mengambil keputusan yang sangat bijak dan arif menyelamatkan pondok pesantren Al-Zaytundengan berdasarkan pada prinsip kemaslahatan umat.

Demikian kesimpulan dan rekomendasi ini dibuat untuk dapat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, 28 Rajab 1423 H
Jakarta, 5 Oktober 2002 M

Hasil penelitian dan rekomendasi Tim MUI itu dibenarkan Ma'ruf Amin, "Ya memang seperti itu".

Al Zaytun Menyangkal

Sementara itu, pengurus Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jabar, menyangkal lembaganya terkait NII. "Al Zaytun ini pusat pendidikan, pengembangan budaya toleransi, bukan yang lainnya. Dan Al Zaytun ini berdiri di atas legal formal di bawah Yayasan Pesantren Indonesia," kata Sekretaris Pesantren Al Zaytun, Abdul Halim, kepada detikcom, Kamis (14/4/2011).

Siswa pesantren yang menanyakan isu keterkaitan Al Zaytun dengan NII secara langsung, kata Halim, tidak ada. Dia mengindikasikan, isu-isu justru merebak di luar pesantren itu. Anak didik di pesantren itu pun memahami Al Zaytun sebagai pusat pendidikan dan untuk mengembangkan budaya toleransi dan perdamaian.

(nwk/nrl)

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/04/15/184444/1618528/10/mui-al-zaytun-nii-...

Minggu, 24 April 2011

Sabtu, 16 April 2011

ADAKAH "YANG INGIN" SEKOLAH DI ZAYTUN ?

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/04/14/202557/1617833/159/nii-kw-9-asli-apa...

Kamis, 14/04/2011 20:25 WIB
Awas Gerakan Pencucian Otak NII(6)
NII KW 9 Asli Apa Tiruan Iin Yumiyanti - detikNews

Jakarta - "Yang benar juga akhirnya menang. Itu benar, benar sekali. Tapi kapan? Kebenaran tidak datang dari langit, dia mesti diperjuangkan untuk menjadi benar."

Pramudya Ananta Toer, menuliskan kalimat itu dalam novelnya 'Sekali Peristiwa di Banten Selatan'. Novel ini sedikit mengungkap perjuangan TNI bahu membahu bersama rakyat memberantas DI/TII di Banten Selatan.

DI adalah Darul Islam yang didirikan oleh Sekar Marijan Kartosoewiryo dengan tujuan menentang penjajah Belanda di Indonesia. Tapi setelah makin kuat, Kartosoewiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan menamai tentaranya dengan nama Tentara Islam Indonesia (TII).

Kartosuwiryo yang dalam NII disebut sebagai imam atau pemimpin tertinggi memimpin gerakan ini dari tahun 1942 hingga tahun 1962. NII memiliki empat wilayah yakni Jawa Barat dan sekitarnya, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Gerakan NII kocar-kacir setelah pemberontakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Gerakan ini dilumpuhkan lewat penumpasan operasi militer yang disebut operasi Bharatayuda. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati pada 16 Agustus 1962.

"Setelah dihancurkan pada 1962, NII bisa dikatakan lumpuh untuk yang di Pulau Jawa. Tapi di Aceh dan Sulsel masih jalan, masih bergerilya di hutan dan melakukan perlawanan,"kata peneliti NII Imadadun Rahmat kepada detikcom.

Eksekusi mati atas Kartosuwiryo membuat NII vakum selama 10 tahun. NII kembali bergeliat di bawah pimpinan Tengku Daud Beureueh pada tahun 1974. Tengku Daud Beureueh pada tanggal 20 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan Kartosuwiryo. Daud memimpin NII hingga tahun 1979.

Setelah Daud, kepemimpinan NII beralih ke kader-kader Kartosuwiryo. Pada tahun 1978, Adah Jaelani meneruskan kepemimpinan NII hingga tahub 1987. Adah ditangkap dan dipenjara pada tahun 1987 dan baru bebas pada tahun 1993.

Imam NII lalu diambil alih oleh Ajengan Masduki. Kiai Jawa Barat ini mengomando NII dari 1987 hingga 1990. Namun Ajengan Masduki kemudian pindah ke Malaysia. Di negeri jiran ini, Masduki bergabung dengan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir mengembangkan jaringan Jamaah Islamiyah.

"Waktu itu tahun 1990-an awal JI masih tunduk pada NII," kata Imdadun.

Karena Ajengan Masduki pindah ke Malaysia, kepemimpinan NII di Jawa dilanjutkan oleh Haji Karim hingga tahun 1992. Kemudian Haji Karim meninggal dunia, imam NII lalu diambilalih Abu Toto atau Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaitun, Indramayu. "Kesaksian banyak mantan NII, Panji Gumilang memang menjadi imam NII," kata Imdadun.

Panji Gumilang selama 1992-1994 menjadi imam sementara NII. Pada 1994, setelah Adah Jaelani bebas dari penjara, NII kembali dipimpin Adah. Namun tahun 1996, NII kembali diserahkan pada Panji Gumilang karena Adah sudah tua. "Sampai sekarang Panji Gumilang masih menjadi imam NII," tegas Imdadun.

Lalu NII KW 9 yang ditengarai melakukan pencucian otak terhadap Laila Febriani (Lian) masuk dalam NII yang mana? Apakah NII KW 9 masih melanjutkan perjuangan Kartosoewiryo untuk membangun negara Islam?

Mustofa B Nahrawardaya, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), menyatakan NII yang masih beroperasi sekarang bukan lagi NII yang murni. NII termasuk NII KW 9 merupakan NII palsu yang disusupi intelijen.

"Semenjak pergantian imam dari Kartosoewirjo kepada para penggantinya sebelum terbentuk Komandemen Wilayah IX (atau lebih dikenal NII KW9), NII sudah tidak lagi murni gerakan NII. Gerakan pembentukan negara di bawah bendera agama Islam itu, sudah disusupi (diinfiltrasi) oleh intelijen. Alhasil, NII bentukan intelijen ini sungguh jauh benar karakternya dengan NII yang semua dirintis Kartosoewirjo, Daud Beureuh," kata Mustofa.

Sementara Imdadun menjelaskan NII itu memiliki 10 daerah militer yang disebut komandemen wilayah. NII KW 9 membawahi Jakarta dan sekitarnya dan merupakan gerakan NII yang paling berkembang dan solid dibanding NII lainnya. "KW 9 ini ya jaringannya Al Zaitun itu pimpinan Panji Gumilang itu," kata Imdadun.

Sementara itu, NII juga memiliki banyak kelompok sempalan. Kelompok sempalan ini misalnya yang dikembangkan oleh Ajengan Masduki dan Baasyir serta Abdullah Sungkar. Pada tahun 1990, Masduki dan Baasyir berkonflik. Akhirnya Baasyir dan Abdullah Sungkar mengembangkan JI. Sementara kelompok yang setia pada Ajengan Masduki membentuk jaringan Angkatan Mujahidin Nusantara (AMIN). Kelompok AMIN ini, menurut pengamat militer Wawan Purwanto, juga melakukan pencucian otak dalam merekrut anggotanya.

Sampai saat ini, menurut Imdadun, masih terjadi silang pendapat tentang NII yang asli dan NII yang palsu. Yang jelas NII yang masih murni di bawah kepemimpinan Kartosoewiryo. Setelah Kartosoewiryo dieksekusi mati, NII vakum dan bergeliat lagi tahun 1971 dan mulai terjadi saling klaim tentang NII yang asli.

(iy/diks)

Sumber :

http://www.detiknews.com/read/2011/04/14/202557/1617833/159/nii-kw-9-asli-apa...

NII GADUNGAN, MANA YANG ASELI ?

Sumber :

http://www.detiknews.com/read/2011/04/14/164023/1617694/10/organisasi-nii-sud...

Kamis, 14/04/2011 16:40 WIB
Organisasi NII Sudah Wassalam, NII 'KW1' Sengaja Dibuat Intelijen Nurul Hidayati - detikNews

Jakarta - Isu Komandemen Wilayah (KW) 9 Negara Islam Indonesia (NII) kembali meruyak pasca linglungnya Liana Febriani alias Lian.

Mustofa B Nahrawardaya, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), mensinyalir, aparat sengaja memelihara isu NII untuk digunakan sebagai wahana penutup terhadap kasus lain yang menjadi sorotan masyarakat.

"Jika anda familiar dengan istilah NII (Negara Islam Indonesia), wajar saja. Karena pemerintah melalui berbagai cara sukses melakukan propaganda bahaya laten NII," pendapatnya dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Kamis (14/4/2011).

Menurutnya, tidak seperti isu PKI yang kini sudah mulai berlalu, isu NII tampaknya akan terus digelindingkan dengan bermacam latar belakang tujuan.

Bagaimana Mustofa bisa menyimpulkan demikian? Ada baiknya kita baca pokok pikiran pengurus Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah yang juga staf Ahli DPR RI ini:

1. Semenjak pergantian imam dari Kartosoewirjo kepada para penggantinya sebelum terbentuk Komandemen Wilayah IX (atau lebih dikenal NII KW9), NII sudah tidak lagi murni gerakan NII. Gerakan pembentukan negara di bawah bendera agama Islam itu, sudah disusupi (diinfiltrasi) oleh intelijen. Alhasil, NII bentukan intelijen ini sungguh jauh benar karakternya dengan NII yang semua dirintis Kartosoewirjo, Daud Beureuh, Hingga kepemimpinan NII era saudara Seno/Basyra yang tertangkap aparat sebelum awal tahun 80-an.

2. Dengan sentuhan intelijen, gerakan NII tidak lagi bisa bergerak sesuai tujuan NII semula, karena gerakan NII bentukan intelijen disetting sedemikian rupa sehingga mengubah karakter NII yang berpedoman Al Qur'an dan Hadits menjadi NII modifikasi dengan tujuan merusak citra NII. Banyak simpatisan NII yang kemudian tidak lagi ingin meneruskan menjadi kader NII karena mengira organisasinya sudah keluar dari tujuan.

3. NII bentukan intelijen saat itu, sengaja dipelihara untuk menghabisi NII yang murni. Pembantaian terhadap citra NII, sarat dengan kepentingan politis. Dengan adanya NII bentukan intelijen, sangat mudah mengadu domba masyarakat dengan aktifis NII. Masyarakat pun dibuat jengkel dan marah terhadap NII, karena intelijen terus menerus mengkampanyekan karakter NII yang suka mencuri, membaiat dengan cara khusus, mengkafirkan orang, pengumpulan dana secara massal terselubung, atau perekrutan menggunakan model indoktrinasi. Padahal NII rintisan Kartosoewirjo tidak mengajarkan seperti itu.

4. Upaya propaganda hitam intelijen terhadap NII tidak berhenti hingga kini. Korban-korban rekrutan NII sengaja diciptakan agar mengesankan masih eksisnya NII. Padahal, kepolisian sudah menerima banyak laporan korban rekrutan NII, namun terbukti sampai sekarang polisi juga belum bisa menemukan dan menangkap gembong NII. Patut diduga, aparat sengaja memelihara isu NII untuk digunakan sebagai wahana penutup terhadap kasus lain yang menjadi sorotan masyarakat. Apabila memang serius menghentikan praktek makar NII, pemerintah pasti sudah melibasnya. Termasuk Kapolda Metro Jaya, apabila memang sudah lama mengendus keberadaan NII, segera saja tangkap dan adili dengan fair. Pembiaran ngambangnya isu NII sama persis dengan pembiaran isu terorisme yang bertujuan untuk menyambut propaganda anti radikalisme agama oleh Amerika.

5. Kesimpulannya, NII yang ada saat ini tidak lain tidak bukan adalah "NII KW1" (baca: NII Kwalitas Nomor 1) alias NII kloningan yang pola indoktrinasi, perekrutan, struktur, kepemimpinan, dan pola publikasinya, dilakukan sangat mirip dengan aslinya. Masyarakat awam yang menjadi korban perekrutan akan mengira ini adalah ulah NII. Padahal bukan.

"Tidak hanya ada merek tas lokal dengan sebutan produk KW1, namun kini pun ada NII KW1 yang sulit membedakan dengan NII aslinya. Maka dari itu, seandainya ada anggota keluarga yang konon menjadi korban perekrutan NII dengan ciri-ciri linglung, atau bicaranya ngelantur soal pria berjenggot, soal pengajian, soal ustadz, soal jamaah, soal NII,....eits, jangan langsung menuduh itu kerjaan NII. Kasihan NII aslinya. Sudah tidak ada, masih juga difitnah. Kasihan kan?" tutupnya.

(nrl/vta)

Sumber :

http://www.detiknews.com/read/2011/04/14/164023/1617694/10/organisasi-nii-sud...

AYO LAWAN NII GADUNGAN !

Sumber tulisan ini kami salin dari =
http://www.detiknews.com/read/2011/04/14/182243/1617790/159/jangan-takut-kelu... sehingga korban2 baru jadi berani melawannya.

Awas Gerakan Pencucian Otak NII(4)
Jangan Takut Keluar NII, Ancaman Bunuh Cuma Bohongan M. Rizal,Iin Yumiyanti - detikNews

Jakarta - Anda punya teman atau saudara yang tiba-tiba suka bohong, tiba-tiba banyak teman yang sering berkunjung, tiba-tiba jadi supersibuk dan jarang pulang serta sering minta uang tanpa alasan yang jelas?

Waspadalah! Bisa jadi teman atau saudara anda itu menjadi korban pencucian otak aliran sesat. Suka bohong sampai sering minta uang dengan alasan tidak jelas, menurut Ketua Tim Rehabilitasi NII Crisis Center Sukanto merupakan ciri-ciri korban cuci otak Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW 9).

Pengamat intelijen Wawan Purwanto menyatakan gerakan perekrutan dan pencucian otak ini semakin masif sejak 2009. Gerakan ini berupaya merekrut sebanyak-banyaknya anggota. Dalam seminggu 1 anggota diperintah merekrut 7 orang. Jadi dalam sehari harus merekrut 1 orang.

Selain mengumpulkan orang para anggota juga diwajibkan mengumpulkan uang. Dahsyatnya, dari setiap anggota yang direkrut paling tidak bisa dimintai uang sedekah sebesar Rp 3 juta sampai Rp 6 juta.

Sementara menurut Sukanto, di NII setiap anggota dikenai kewajiban merekrut 20 orang setiap bulan.Saat ini NII menurut mantan camat NII wilayah Tebet, Jakarta Selatan ini, anggota NII mencapai sekitar 200 ribu orang. Dengan jumlah anggota itu, NII mampu mendapatkan uang miliaran setiap bulan.

"Di Jawa tengah itu dengan anggota 1.900 orang bisa mengumpulkan uang Rp 2 miliar sebulan. Di Jakarta dengan anggota 1.500 orang terkumpul hingga Rp 9 miliar," kata Sukanto.

Sukanto yang pernah menjabat sebagai camat NII untuk wilayah Tebet, Jakarta Selatan itu menyatakan NII saat ini sudah modern dalam merekrut anggotanya. Mereka juga memakai jejaring sosial baik Facebook maupun Twitter. Namun metode yang dilakukan hampir selalu sama.

Awalnya, aktivis NII akan mendekati targetnya dengan mengajak diskusi. Pertemuan awal itu biasanya tidak berbicara soal agama, tapi bisa soal topik apa saja yang membuat si target tertarik. "Di tahap inilah proses doktrin sudah dimulai," ungkap Sukanto pada detikcom.
Setelah dilakukan pertemuan 2-3 kali, si target akan dipersiapkan hijrah. Namun, target akan diminta memberikan sedekah untuk membersihkan diri dari dosa-dosa mereka selama ini. "Nilai sedekah ini akan disesuaikan dengan tingkat perekonomian si target sendiri. Bisa mulai Rp 100 ribu sampai Rp 10 juta," kata Anto, panggilan akrab Sukanto yang kini sibuk menggelar seminar tentang kesesatan NII.

Setelah itu, target akan hijrah dengan dijemput di suatu tempat dan lalu dibawa dengan mata tertutup. Begitu sampai di lokasi yang dituju, target akan langsung dibina pada malam harinya, sehingga mau menyatakan dirinya masuk warga NII. Pembinaan itu akan dilakukan berjam-jam tanpa henti, sehingga target mau menyatakan diri masuk NII, lalu disumpah (baiat).

Namun modus tersebut merupakan modus dalam situasi normal. Dalam situasi darurat untuk mencapai target, aktivis NII akan melakukan segala cara seperti menculik dan memaksa sesorang untuk dibaiat. "Itulah mengapa banyak orang hilang," kata Sukanto.

Untuk mendapatkan targetnya, tim rekruitmen NII ini akan mencari korbannya ke sejumlah tempat, seperti pasar, mall, sekolah, kampus. Hal ini diakui mantan Camat NII Wilayah Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah bernama Bachtiar Rivai yang sempat menjadi anggota NII tahun 1994-1996. Bachtiar sendiri sempat menjadi warga NII karena pengaruh kakak kelasnya sewaktu kuliah di UGM.
Awalnya Bachtiar berpikir masuk NII akan berdampak bagus bagi keimanannya. Tapi setelah bergabung ternyata tidak ada pembangunan jiwa yang dialaminya. Januari 1996, Bachtiar memutuskan keluar dari NII.

"Ini kan kayak sistem downline MLM. Semakin tinggi jabatannya semakin lama di dalam saya lihat banyak penyimpangan. Kalau salat diejek, ngapain jengkang-jengking salat, mending Tilawah, maksudnya merekrut orang," kata Bachtiar.

Orang yang masuk jaringan NII, kehidupannya akan berantakan. "Saya saat itu tidak semakin baik, malah semakin buruk. Kuliah nggak beres, nilai memburuk, hubungan sama keluarga dan teman buruk dan dingin. Kehidupan tidak nyaman, karena teman banyak yang menjauh,” tutur pria yang terpaksa kuliah hingga 10 tahun ini gara-gara ikut NII.

Kehidupan orang yang masuk NII berantakan karena anggota NII diwajibkan merekrut sejumlah orang setiap bulannya. Belum lagi target uang yang besar. Para anggota itu harus bolos kerja dan kuliahnya untuk memenuhi target NII.
Sukanto mengakui banyak juga warga NII yang keluar karena tidak tahan tekanan ‘jihad’ itu. Jihad dalam NII diartikan mencari uang dan mencari orang. Tapi banyak juga yang tidak memiliki keberanian meninggalkan komunitas dan jaringan itu. Beda dengan Bachtiar, dengan keberanian dan ketegasannya mengatakan pada rekan dan atasannya menyatakan keluar dari NII.

Risiko yang diambilnya sampai saat ini Bachtiar terus menerima terror. "Sampai sekarang teror ada, sebatas SMS saja dikatakan murtad, munafik, menggembosi negara, disebut pengkhianat dan semua yang ada di kebun binatang keluar semua. Tapi saya tak tanggapi itu. Kalau ancaman fisik belum pernah ada. Ya, hanya omongan lewat SMS akan dibunuh," ujarnya.

Sukanto juga menyemangati orang yang mau keluar dari NII. Selama ini NII memang digembar-gemborkan militan. Namun menurut Sukanto, militan di NII hanya militan bohong-bohongan. Ancaman pembunuhan tidak akan dilakukan karena itu hanya gertak sambal. Hingga kini tidak ada kasus mantan anggota NII dibunuh.

"Yang sudah keluar dan berani melawan, berani bercerita justru dianggap virus sehingga ditinggalkan dan tidak ada pembunuhan," kata Sukanto.


(zal/iy)

http://www.detiknews.com/read/2011/04/14/182243/1617790/159/jangan-takut-kelu...

Kamis, 07 April 2011

NASEHAT URANG AWAK TUK KORBAN NII ZAYTUN

Safril Aulia Rahman :
NII ITU SESAT !!
Kemarin pada jam 17:49


Safril Aulia Rahman :
KARNA AJARANNYA SAMA SEKALI TIDAK SESUAI DENGAN AJARAN NABI MUHAMMAD .. JIKA MENGIKUTI ALIRAN INI BERARTI BUKAN PENGIKUT NABI MUHAMMAD. DAN JIKA BUKAN PENGIKUT NABI MUHAMMAD BERARTI KAFIR. KAFIR ITU SESAT. DAN SESAT ITU TEMPATNYA DI NERAKA JAHANNAM !!
Kemarin pada jam 21:43


Kodenk Deui :
Memangnya apa yang tidak sesuai...?
Kemarin pada jam 21:48 ·


Safril Aulia Rahman :

MAU SAYA BERIKAN CONTOH?
1. NII MENGAJARKAN JIKA BELUM DIHIJRAH OLEH MEREKA, MAKA SETIAP UMAT ISLAM ITU KAFIR! SHOLAT DAN MENGERJAKAN AMAL IBADAH SETIAP MANUSIA YANG BELUM DI HIJRAH MAKA TIDAK AKAN DITERIMA. SEKARANG GW TANYA.. HADIS DAN AYAT QUR-AN MANA YANG MENERANGKAN KALIMAT DIATAS?
2. JIKA INGIN DIHIJRAH MAKA WAJIB BAYAR. BAIK ITU DICICIL MAUPUN LUNAS. DAN GA MEMANDANG HALAL ATAU HARAMNYA SUMBER UANG TERSEBUT. YANG PENTING BAYAR! TEMEN GW UDAH BANYAK YANG JADI KORBAN BUSUK ORANG" NII. SEKARANG GW TANYA. APA RASUL PERNAH NYURUH SEORANG MUALAF BAYAR DULU KALO MAU MASUK ISLAM??
3. ORANG" NII BERANGGAPAN SHOLAT 5 WAKTU HANYA DI ALZAYTUN BAGI DIA ALZAYTUN ITU IBARATNYA DIA SUDAH BERHIJRAH KE MADINAH. KLO TEMPAT LAIN MASIH DI MEKAH MAKA GAK WAJB MENJALANKAN SYARIAT ISLAM. BERZINA SELAIN DI TEMPAT ALZAYTUN ITU TIDAK BERDOSA. SEKALI LAGI GW TANYA. AYAT QUR-AN DAN HADIS MANA YANG MENJELASKAN KATA" SEPERTI ITU? PERNAH KAN RASUL BERBICARA SEPERTI ITU? ATAU BAHKAN MENDATANGI TEMPAT ITU? JELASKAN SEACARA LOGIKA DAN FAKTA PERTANYAAN DIATAS KALO COMMENT INI MAU GW BALES LAGI. JIKA JAWABANNYA ANEH" TIDAK AKAN SAYA TANGGAPI
GW GA AKAN KEPANCING EMOSI
MASYA ALLAH..
11 jam yang lalu


Kodenk Deui :

Setahu saya Nabi Muhamad, justru banyak muamalah yang dikerjakan di mekah, dan setahu saya nabi wafat beberapa tahun setelah beliau di madinah. jadi kebanyakan beliau menjarkan islam di mekah. Jadi kenapa Alzaitun seperti diatas?
11 jam yang lalu ·


See Banter :

Sdr Safril!! Sepakterjang jamaah NIIZ memang sudah jelas-jelas bukan ajaran Islam. Mereka sudah tahu itu, tapi mereka tetep saja mengatakan kepada korbannya bahwa ajaran NIIZ adalah kebenaran. Begitulah kesesatan!! Yang sudah sadar atau yang belum terjerumus tentu tak akan mau menjadi umat sesat.
4 jam yang lalu ·


Safril Aulia Rahman :

@Kodenk, itu bukan jawaban dari pertanyaan saya.. sama sekali ga nyambung!! sekarang sudah jelaskan kalo NII itu sesat!
@See Banter : benar apa yang anda katakan.. teman" saya sudah banyak yang jadi korban.. gara" 1 orang saja bisa berkembang jadi berlipat lipat seperti virus. kasihan teman saya yang dari kampuang, mreka tidak tau apa". setelah didoktrin uang kiriman dari orang tua nya langsung abis dan jadi sering bolos. benar" biadab
3 jam yang lalu ·


Waspada Nii Zaytun :

Terimakasih Sdr. Safril, Sdr. Kodenk, dan Sdr. See Banter. Apakah boleh percakapan di ini kami muat di http://niikw9.wordpress.com/ agar generasi muda lain yang tidak punya akun facebook bisa ikut membacanya dan berhat-hati terhadap ajaran ini ?
Salam, Bahtiar, Eks NII Zaytun, 08132 8484 289, bahtiar@gmail.com
2 jam yang lalu ·

---

Sumber :

1. http://m.facebook.com/story.php?story_fbid=162489423808947&id=1671661054&refi...
2. Safril Aulia Rahman : http://m.facebook.com/profile.php?id=1671661054&v=info&refid=17
3. Kodenk Deui : http://m.facebook.com/profile.php?id=100001141466213&v=info&refid=17
4. See Banter : http://m.facebook.com/profile.php?id=100001005144488&v=info&refid=17