Senin, 05 April 2010

HATI NURANI MANTAN NII KW 9



Salah satu pimpinan saya waktu di NII KW 9 berbagi cerita untuk pembaca semua :
aku pernah 2 tahun jadi kurban NII...untung aku sadar..apa jadinya kalau terus2an disana...semua teman "seperjuanganku" sudah sadar semua, dan sekarang hidupnya lebih baik. Memang berat untuk kembali ke habitat manusia..karna selama di NII semuanya rusak..hati nurani rusak...kekhusukan rusak....adanya cuma pikiran membunuh dan menghancurkan...maling..berbohong..pokoke cara2 syaitan yg dipake...tapi herannya kok dulu aku yo mau ya..??? hahaha...dasar anak muda...keminter..merasa paling benar itu yg ada di otakku dulu..wis lah...
cerita saya bukan fitnah kok...tapi apa adanya, kenyataan. Dan alasan itulah yang menguatkan saya dan teman2 keluar. Hati nurani saya tidak bisa menerima ajaran dibolehkan berbohong, mencuri, merampas demi mendapatkan sejumlah uang untuk memenuhi kewajiban infaq bulanan dan infaq2 lainnya. Itulah pengalaman kami...mngkin pembaca punya pengalaman sendiri dan punya cara sendiri... itu syah2 saja. Tapi setahu saya ya NII seperti yang saya alami, rasakan dan lihat sendiri. Bukan fitnah bukan sihir......hehehe....Yang terakhir...doktrin untuk mengkafirkan orang lain di luar NII, membuat kami saat itu menjadi pribadi yang sombong dan merasa diri paling benar, dan...itu saya rasakan jauh dari tujuan ajaran mulia Rosullullah Muhammad SAW. Mohon maaf kalau pengalaman saya ada yang tidak berkenan di hati. 
Hingga sekarang antara saya dan mantan pemimpin saat di NII masih tetap saling bersilaturahim untuk menguatkan jiwa agar tenang punya rasa percaya diri lagi dan  bisa hidup - berbaur normal di masyarakat seperti sedia kala.

Mungkin di antara pembaca ada yang mengalami hal serupa ... ? mari kita saling berbagi untuk saling menguatkan ... :)

Salam,



Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

1 komentar:

  1. menjadi aktivis NII-z rasanya bangga bercampur sombong. Setelah menjadi mantan rasanya bangga bercampur syukur. Tahu jalan masuknya dan sekaligus tahu jalan keluarnya. Anehnya ketemu pimpinan yang dulu menjebaknya, setelah menjadi sesama mantan tak ada dendam sedikitpun. Bahkan rasa persaudaraan. Kata-kata yang diucapkan; salam, salam.

    BalasHapus