Rabu, 25 Mei 2011

MIM-PI = MASYARAKAT INDONESIA MEMBANGUN - PINGGIRAN INDRAMAYU

Mim

Sumber : http://nii-crisis-center.com/home/component/content/article/25-the-project/20... atau http://www.facebook.com/home.php?sk=group_226531474039896

Berita tanpa akhir tentang Negara Islam Indonesia (NII) dan Ma’had Al Zaytun (MAZ) di media dalam dua bulan belakangan semakin tak tentu arah. Harapan akan adanya penindakan kepada pentolan NII dan MAZ, Syaikh AS Panji Gumilang, hanya ketoprak humor yang tak lucu. Alih-alih pemerintah bersikap tegas, Menteri Agama, Suryadharma Ali, tiba-tiba melakukan kunjungan ke MAZ.

Bukan cuma kunjungannya yang seakan melegitimasi MAZ beserta NII di belakangnya, pernyataan sang menteri malahan menganulir hasil penelitian MUI, Litbang Departemen Agama, Fatwa Sesat FUUI,  BAP Polisi atas kasus penangkapan pimpinan NII yang divonis makar tahun 2008 di Bandung serta pendapat dan penelitian lepas para ormas Islam dan lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan kasus NII KW9. Katanya, “tidak ada hubungannya MAZ dengan NII”. Edan!! Siapa sih sesungguhnya Menag itu ?

Lain halnya dengan NII dan MAZ, gonjang-ganjing media tidak membuat mereka panik seperti ibu-ibu yang takut anak mereka yang sedang sekolah dan kuliah direkrut anggota NII. Jauh sebelumnya, tepatnya akhir tahun 2010, Panji Gumilang sudah mencanangkan perubahan orientasi gerakan didalam “Negara” yang dipimpinnnya. Sebuah gerakan yang konon akan merubah gerakan bawah tanah NII menuju ke permukaan. Gerakan yang dinamainya, Masyarakat Indonesia Membangun (MIM).

Menurut sumber terpercaya NCC, MIM merupakan gerakan penyegaran setelah selesai melewati program 15 tahun NII yang berakhir pada tahun 2009. MIM memiliki tujuh misi, yaitu Membangun untuk bersatu, Membangun untuk berdaulah, Membangun untuk adil dan makmur, Membangun kesejahteraan umum, Membangun untuk mencerdaskan bangsa, Membangun untuk ketertiban dunia dan Membangun untuk pertahanan kedaulatan. Kesemua misi MIM diterjemahkan dalam program-program sosial yang muncul resmi di masyarakat, seperti pendidikan (paket A,B,C dan UT juga kursus-kursus), ekonomi (koperasi dan pembentukan sentra ekonomi umum maupun pertanian, perikanan perkebunan, peternakan dan penguasaan tanah), perekrutan (dalam bentuk pelatihan da’I dan da’iyah baik intern NII dan ekstern yang kemudian di sebar ke majelis ta’lim mushala dan masjid yang akan dikerjasamakan).

Dalam penafsiran ala NII, MIM diambil dari ayat Alif Lam Mim. Alif diartikan sebagai Allah, Lam berarti Malaikat dan Mim diartikan sebagai Muhammad. Filofosinya adalah berakhlaqul karimah untuk menaklukkan. Sebagaimana Muhammad mampu menaklukkan hati para penduduk Mekah dan Madinah dengan akhlaqnya yang mulia. Maka, sesuai dengan perkembangan politik dalam negeri NKRI yang kondusif, sudah waktunya Ashabul Kahfi muncul ke permukaan. Ashabul Kahfi adalah penghuni “goa” atau diartikan sebagai anggota NII. Hal ini juga ditafsirkan Fajar telah menyingsing, maka harus ada gerakan penyegaran yang disesuaikan dengan kondisi yang ada kini. Dari gerakan kekerasan menjadi gerakan lemah lembut. Dari ilegal menjadi legal. Panji Gumilang merubah gerakannya kearah yang toleran dan nasionalis dalam bentuk gerakan sosial kemasyarakatan. Kelak, MIM akan tersebar ke seantero negeri dimanapun anggota NII berada. 

Pepatah Barat mengatakan, “He who laugh the last, laugh the hardest,” lebih kurang artinya, siapa yang tertawa terakhir, tertawa paling keras. Dan menurut saya, Panji Gumilang-lah yang tertawa paling akhir dan paling keras!. Kenapa?. Betapapun gencarnya media massa menyorot hubungan NII dan MAZ dengan segala kesalahannya, toh pemerintah bersikap diam. Apapun hasil penelitian kelas MUI dan Litbang Depag, tetap tak banyak membuat asa baru. Siapapun ulamanya, politisi kelas atas maupun tokoh-tokoh pemerintahan bicara lantang tentang NII dan MAZ, tetaplah Hendropriyono berdiri di depan Panji Gumilang dan Suryadharma Ali mengapit disampingnya. Entah siapa lagi yang ada di belakangnya dan menjadi penggembira disekelilingnya.

Lebih jauh lagi, Panji Gumilang akan semakin tertawa terpingkal-pingkal bahkan sampai bergulingan saking gelinya. Apa pasal?.  Bila tidak ada aral menghadang, pada tanggal 1 Juni 2011, Gerakan MIM akan dideklarasikan di Gelora Bung Karno. MIM yang lambangnya adalah Monas, mengambil tanggal 1 Juni yang bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila. Kembali, simbol-simbol digunakan Panji Gumilang untuk menyatakan dirinya seorang nasionalis sejati,  seperti Bung Karno yang mampu membangun karya nyata di ibukota layaknya Monas dan melahirkan filosofi kehidupan bernegara, Pancasila. Nasionalisme menjadi tema-nya. Tapi belum tentu tujuan akhirnya.

Dan terakhir, bila intelijen Negara ini masih amburadul kerjanya, maka apa yang telah direncanakan Panji Gumilang akan berjalan mulus, yaitu deklarasi MIM akan dihadiri oleh Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali dan KaBIN Sutanto serta dihadiri juga oleh para pejabat lain dan perwakilan Negara sahabat. Uedan Tenan Negara Ini !!.

Sumber : http://nii-crisis-center.com/home/component/content/article/25-the-project/20... atau http://www.facebook.com/home.php?sk=group_226531474039896

Tidak ada komentar:

Posting Komentar