Jumat, 30 Oktober 2009

Tilawah Lebih Penting dari Sholat

Bersambung dari [Tipuan Saat Merekrut NII KW 9]

Sambil magang di Jakarta, saya tetap masih mencari informasi tentang NII. Melalui internet saya banyak bertukar pengalaman dan membaca pengalaman orang-orang lain buat masukan. Saya tidak bisa membiarkan mereka terus2an meracuni pikiran Aldi dan saya agak sangat kesal waktu itu karena mereka sempat membuat saya menimbang2 kalau sholat itu memang tidak perlu, yang perlu adalah sholat aktivitas (TILAWAH!). Lucunya, saat saya mencari informasi tentang NII, saya dihubungi salah satu stasiun TV yang pernah saya coba hubungi dulu tapi tidak berhasil. Mereka ingin membahas tentang NII KW 9 dan menanyakan pengalaman saya. Akhirnya stasiun TV yang saya harapkan itu mau menyiarkan tentang kesesatan NII. Saya juga bertemu langsung dengan mbak Anlene yang pacarnya (Mas H) sudah ikut NII 5 tahunan dan sudah menipu orang dimana2 bahkan sudah meninggalkan keluarganya. Dan sampai saat itu tidak diketahui keberadaannya. Oleh mbak Anlene saya diajak ke keluarga mas H itu. Setelah bertemu keluarganya, hati saya nggak bisa tenang. Sangat menyedihkan melihat situasi rumah mas H. Bagaimana nggak? Bapaknya sudah rapuh dan sakit2an, bahkan ibunya pun memiliki kondisi yang sama, malah lebih parah karena kesulitan ngomong (kena stroke). Jadi apa yang dia omongkan perlu selalu diterjemahkan oleh bapaknya. Ibu mas H bilang sambil menangis, bahwa setiap malam dia sholat tahajud agar mas H yang merupakan tulang punggung keluarganya mau kembali pulang. Disitu hati saya tersayat, beginikah dampak jika kita sudah terlalu jauh mengenal NII? Apa akan meninggalkan keluarga seperti ini? Saya membayangkan bagaimana kalau ini terjadi sama Aldi, sedangkan seluruh keluarganya menginginkan dia untuk jadi dokter. Tapi isi otak, pikiran dan materinya sekarang sudah dikeruk sama orang NII. Saya sadar, bahwa memang tak banyak yang bisa saya lakukan. Saya juga bukan manusia super. Tapi saya tau, saya harus melakukan sesuatu untuk membantu Aldi sebelum terlalu jauh. Saya berpikir Aldi masih bisa ditolong karena masih belum begitu jauh perjalannya. Apalagi, karena saya merasa saat itu kunci masalahnya ada di saya karena saya salah satu yang tau kebohongan Aldi. Akhirnya dengan penuh tekad dan Bismillah, saya banting setir mau mengambil resiko untuk ini semua.

Bersambung ke [Ikut NII Jadi Tertutup pada Teman Kost]

Ditulis ulang oleh :
Bahtiar Rifai
Mantan NII KW 9
HP. 08132 8484 289
Email : bahtiar@gmail.com
Ilustrasi diambil dari situs [ini]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar